Ustaz Abdul Somad Bela Gubernur Riau Ditangkap KPK: Dampak & Risiko Dukungan Politik Ustaz

- Kamis, 06 November 2025 | 07:25 WIB
Ustaz Abdul Somad Bela Gubernur Riau Ditangkap KPK: Dampak & Risiko Dukungan Politik Ustaz

Ketika ustaz kondang memilih mendukung salah satu calon, ada risiko kehilangan jemaah yang berpihak pada kandidat lain. Tidak hanya berhenti di ketidaknyamanan, hal ini bisa berujung pada efek yang lebih destruktif.

Yang lebih berbahaya, ajaran Islam sendiri bisa terdampak negatif ketika figur ustaz terlibat dalam kontestasi politik yang sarat kepentingan.

Belajar dari Kasus Lain

Pelajaran penting bisa diambil dari kasus Bobby Nasution. Meskipun ada pejabat di lingkungannya yang ditangkap, Bobby bisa bertahan. Perbedaannya terletak pada kekuatan politik yang mendukung.

Fakta di lapangan membuktikan bahwa dukungan ustaz populer tidak serta-merta menjadi jaminan perlindungan dari proses hukum. Kasus Abdul Wahid menjadi bukti nyata.

Pilkada dan Pilihan Strategis Ustaz

Pada Pilpres sebelumnya, sudah banyak yang mengingatkan ustaz populer untuk tidak terjun dalam politik dukung-mendukung. Alam politik Indonesia yang cair membuat loyalitas dan integritas mudah tergadaikan.

Contoh terbaru adalah Projo yang dengan mudah mengubah narasi dari Pro Jokowi menjadi Pro Rakyat. Dalam lingkungan seperti ini, sulit bagi ustaz untuk menjaga netralitas dan kredibilitasnya.

Masa Depan Peran Ustaz dalam Politik

Kasus Abdul Wahid menjadi ujian berat bagi Ustaz Abdul Somad. Apakah ini akan menjadi akhir dari keterlibatannya dalam politik praktis? Atau justru menjadi awal bagi langkah yang lebih dalam?

Sejarah mencatat, UAS pernah mendukung Prabowo Subianto pada 2019 dan Anies Baswedan pada 2024, yang keduanya tidak berhasil. Kini, dukungannya terhadap Abdul Wahid berujung pada penangkapan oleh KPK.

Pertanyaan besar kini menggantung: apakah Ustaz Abdul Somad akan belajar dari pengalaman ini dan kembali fokus pada dakwah, atau akan memilih terjun sepenuhnya ke dunia politik praktis?


Halaman:

Komentar