10 Tanda Kekerasan Verbal dalam Pernikahan yang Sering Diabaikan
Dalam sebuah pernikahan, cinta seharusnya menjadi ruang aman bagi kedua pasangan untuk tumbuh bersama. Namun, tidak semua hubungan berjalan dengan cara yang sehat. Kekerasan verbal seringkali menjadi masalah tersembunyi yang dampaknya sangat merusak.
Kekerasan verbal tidak selalu datang dalam bentuk fisik, melainkan lewat kata-kata yang menyakitkan. Bentuk kekerasan ini kerap luput disadari karena dibungkus dengan candaan atau kritik yang tampak sepele. Meski begitu, dampaknya bisa sangat dalam dan merusak kepercayaan diri serta kestabilan emosional pasangan.
Jika dalam pernikahan Anda sering merasa terhina, tidak dihargai, atau selalu disalahkan, mungkin saatnya memperhatikan tanda-tanda kekerasan verbal berikut ini.
Tanda-Tanda Kekerasan Verbal dalam Pernikahan
1. Candaan yang Menyakitkan
Pelaku kekerasan verbal sering menggunakan humor sebagai tameng. Mereka membuat lelucon yang menyinggung, lalu berkata, "Aku cuma bercanda!" Ketika pasangannya tersinggung, mereka menuduh pasangan terlalu sensitif. Candaan seperti ini sering menyasar hal-hal penting bagi Anda seperti keyakinan, nilai, atau kelompok sosial yang Anda anut.
2. Komentar Kasar tentang Penampilan
Kritik terhadap fisik menjadi senjata lain dalam kekerasan verbal. Pelaku bebas menilai pasangan dengan komentar seperti, "Rambutmu jelek," atau "Kamu harusnya diet." Tidak ada empati dalam komentar tersebut, hanya ejekan yang perlahan mengikis rasa percaya diri pasangan.
3. Mengabaikan Perasaan Pasangan
Ketika Anda menyampaikan kesedihan, pelaku akan menanggapinya dengan ucapan seperti, "Sudahlah, jangan lebay!" atau "Kamu terlalu drama." Mereka tidak mampu menempatkan diri di posisi Anda dan selalu menolak untuk memvalidasi emosi yang Anda rasakan.
4. Melarang Topik Pembicaraan
Dalam pernikahan yang sehat, komunikasi adalah kunci. Namun pelaku kekerasan verbal justru membatasi topik pembicaraan. Mereka menutup diskusi dengan kalimat seperti, "Jangan bahas politik, aku tidak mau dengar!" Larangan ini membuat Anda kehilangan ruang berekspresi dan berdialog secara terbuka.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Budi Arie Setiadi Dituding Khianati Jokowi, Laskar Cinta Jokowi Sebut Akan Masuk Bui Terkait Judi Online
Kelas Epistemologi Politik LDS: Pendidikan Politik Kritis untuk Anak Muda Lampung
Cak Imin Buka Suara Soal OTT KPK ke Gubernur Riau Abdul Wahid: Sikap PKB Diungkap
Kasus Rudapaksa Palembang: Korban Dimabukkan Miras Atlas Sebelum Dijadikan Korban