Nada perintah seperti "Diam!" atau "Pergi dari sini!" menjadi bentuk lain dari dominasi verbal. Pasangan yang seharusnya menjadi mitra setara justru diperlakukan seperti bawahan, tanpa rasa hormat.
6. Menghina Teman dan Keluarga
Pelaku kekerasan verbal akan menyerang lingkar sosial pasangan karena menganggapnya sebagai ancaman. Mereka bisa berkata, "Temanmu itu cuma numpang tenar," atau "Keluargamu menyebalkan." Tujuannya jelas, yakni memisahkan Anda dari dukungan emosional di luar pernikahan.
7. Menganggap Dirinya Selalu Benar
Dalam pandangan pelaku, hanya ada satu kebenaran, yakni versinya sendiri. Mereka menolak perbedaan pendapat dengan meremehkan Anda, misalnya berkata, "Kamu tidak paham, baca lagi bukunya!" Sikap ini membuat Anda ragu terhadap kemampuan berpikir sendiri.
8. Mengancam atau Memberi Peringatan
Ucapan seperti "Kalau kamu ke rumah orang tuamu, aku pergi!" adalah bentuk ancaman yang nyata. Tujuannya untuk mengontrol tindakan Anda. Ancaman semacam ini sering muncul dalam pernikahan yang sudah tidak sehat secara emosional.
9. Merendahkan Pekerjaan atau Hobi Pasangan
Pelaku bisa menertawakan pekerjaan Anda dengan sebutan "pekerjaan kecil" atau "hobi tidak penting." Mereka membuat Anda merasa bahwa apa pun yang Anda lakukan tidak berarti. Dalam jangka panjang, hal ini menumbuhkan perasaan tidak berharga dalam diri pasangan.
10. Tidak Pernah Meminta Maaf
Dalam pernikahan yang dilanda kekerasan verbal, permintaan maaf hampir tidak pernah ada. Ketika pelaku berteriak atau bersalah, mereka akan menyalahkan Anda dengan kalimat seperti, "Kamu yang bikin aku marah," atau "Kamu seharusnya ingatkan aku!" Mereka selalu membenarkan tindakannya, bahkan saat jelas-jelas melukai.
Kesimpulan
Ketika sepuluh tanda ini muncul berulang kali dalam pernikahan, besar kemungkinan Anda sedang menghadapi bentuk kekerasan verbal. Hubungan yang sehat tidak pernah membuat Anda takut berbicara atau merasa tidak cukup baik. Jika hal ini terus terjadi, penting untuk mempertimbangkan langkah keluar dan mencari dukungan agar bisa membangun kembali kehidupan yang lebih damai dan bermakna.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Budi Arie Setiadi Dituding Khianati Jokowi, Laskar Cinta Jokowi Sebut Akan Masuk Bui Terkait Judi Online
Kelas Epistemologi Politik LDS: Pendidikan Politik Kritis untuk Anak Muda Lampung
Cak Imin Buka Suara Soal OTT KPK ke Gubernur Riau Abdul Wahid: Sikap PKB Diungkap
Kasus Rudapaksa Palembang: Korban Dimabukkan Miras Atlas Sebelum Dijadikan Korban