UKM Benang Emas Surabaya: Transformasi Ekonomi 114 Penjahit & Kisah Suksesnya
Dalam empat tahun beroperasi, UKM Benang Emas di Surabaya telah menjadi pilar ekonomi tangguh bagi 114 anggotanya. Berada di bawah naungan Koperasi Sumber Barokah (SMB), usaha jahit-menjahit ini tidak hanya mengejar omzet, tetapi juga membangun mental, harga diri, dan meningkatkan taraf hidup Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Surabaya.
Geliat Produktivitas di Jantung Tambak Wedi
Bukti nyata geliat ekonomi ini terpancar di kawasan Jalan Tambak Wedi, Surabaya. Markas Koperasi SMB yang juga menjadi dapur produksi UKM Benang Emas tak pernah sepi dari deru mesin jahit. Ritme jarum menembus kain dan suara alat potong bersahutan menciptakan orkestra produktivitas harian.
Para penjahit sibuk menyetorkan hasil kerja. Tumpukan produk jahitan beragam, mulai dari seragam sekolah, seragam instansi Pemkot Surabaya, hingga pesanan khusus dari pondok pesantren dan jemaat gereja di Papua. Ini membuktikan bisnis mereka telah meluas jauh melampaui batas kota.
Dampak Positif Kerja Sama dengan Pemkot Surabaya
Ketua Koperasi SMB, Uci Fatimatuzzahro, menjelaskan fokus utama adalah progres dan pertumbuhan berkelanjutan. "Kami hadir untuk ibu-ibu dan bapak-bapak yang ingin menambah penghasilan, menjadikan menjahit sebagai mesin kedua ekonomi keluarga," ujarnya.
Semangat pemberdayaan ini disambut Pemkot Surabaya melalui kebijakan pro-UMKM. UKM Benang Emas memanfaatkannya dengan optimal, terutama dalam proyek besar seperti seragam gratis untuk siswa MBR. Volume pekerjaan stabil dari pemkot mengubah aktivitas menjahit dari sampingan menjadi penghasilan utama.
Artikel Terkait
Migran Aman Diluncurkan, Menteri Tegaskan Negara Hadir dari Pra-Keberangkatan hingga Kepulangan
KPK Gempur Tiga Wilayah Sekaligus dalam Satu Hari, Uang Rp 900 Juta Disita
Pasutri Peneliti Ganja Ditangkap, Kebun Indoor Ditemukan di Kontrakan Jombang
Sawah Terkubur, Harapan Petani di Ujung Tanduk