Dari Bantargebang ke Laboratorium: Kisah Jumaroh, Mantan Pemulung yang Bercita-cita Ubah Sampah Jadi Prestasi

- Kamis, 30 Oktober 2025 | 14:54 WIB
Dari Bantargebang ke Laboratorium: Kisah Jumaroh, Mantan Pemulung yang Bercita-cita Ubah Sampah Jadi Prestasi

Kisah Inspiratif Jumaroh: Dari Pemulung Sampah ke Calon Ilmuwan di Sekolah Rakyat

Sampah telah berubah menjadi berkah bagi Jumaroh (16), seorang siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi. Remaja ini sebelumnya menghabiskan waktunya untuk membantu pekerjaan ibunya yang berprofesi sebagai pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang.

"Saya membantu memilah sampah di rumah seperti botol-botol, beling, kardus, dan sandal. Semuanya dipisahkan ke dalam karung-karung yang berbeda," tutur Jumaroh mengenai aktivitasnya sebelum bersekolah.

Kehidupan keluarganya sangat bergantung pada hasil memulung. Ibunya berangkat bekerja sejak subuh dan pulang untuk istirahat pada pukul 12 siang, kemudian berangkat kembali pada sore hari. Dalam sehari, mereka biasanya hanya mengumpulkan sekitar setengah karung sampah yang kemudian dijual dalam keadaan kotor ke pengepul.

Perjuangan Hidup dan Ekonomi Keluarga

Pendapatan dari memulung sampah hanya sekitar Rp 200 ribu per minggu. Sementara itu, penghasilan ayahnya sebagai penjaga warung kelontong juga tidak menentu, kadang hanya Rp 70 ribu per hari.

Kondisi ekonomi yang serba terbatas memaksa keluarga Jumaroh hanya bisa makan dua kali sehari. Pagi hari, ibunya hanya sempat memasak nasi tanpa lauk. Baru pada malam hari mereka bisa makan dengan lauk yang dimasak oleh Jumaroh sendiri.

Transformasi Hidup di Sekolah Rakyat


Halaman:

Komentar