2. Kebijakan Energi Baru Terbarukan yang Tidak Jelas
Arah kebijakan energi baru terbarukan (EBT) dinilai belum tegas. Janji transisi energi bersih masih kalah dengan dorongan ekspor batu bara dan nikel. Indonesia dianggap ragu-ragu dalam bergeser ke energi hijau, sementara dunia sudah bergerak ke arah tersebut.
3. Tumpang Tindih Kebijakan dan Koordinasi
Masalah koordinasi antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Investasi dan BKPM memperparah penilaian kinerja. Kebijakan investasi dan energi yang tumpang tindih menciptakan ketidakpastian dalam iklim investasi.
Makna di Balik Nilai Minus 151
Nilai minus dari survei CELIOS seharusnya dipandang sebagai peringatan keras untuk perbaikan tata kelola energi nasional. Ini bukan vonis akhir, melainkan alarm bagi Kementerian ESDM untuk kembali ke prinsip transparansi, keberlanjutan, dan konsistensi kebijakan.
Bagi Bahlil Lahadalia, survei ini seharusnya menjadi momentum refleksi. Dalam dunia kebijakan publik, kritik yang jujur seringkali lebih berharga daripada pujian kosong, karena bisa menjadi titik balik menuju perbaikan yang substantif.
Artikel Terkait
Pemutihan BPJS Ditegur DPR: Keadilan Rakyat atau Jalan Pintas Curang?
RS Indonesia di Gaza Usai Gencatan Senjata: Kondisi yang Bikin Miris!
3 Jalur Tersembunyi ke Tasikmalaya, Nomor 2 Paling Cepat & Kulinernya Bikin Ketagihan!
Truk Trahir di Semarang Ditabrak KA Harina, KAI: Kami Minta Maaf