BUMN Dirampok Bangsa Sendiri - Kenapa Tidak Coba Pimpinan Asing?
Isu nasionalisme kerap muncul ketika wacana orang asing memimpin BUMN mengemuka. Namun realitasnya, pelaku korupsi dan perampokan uang negara selama ini justru berasal dari dalam negeri.
BUMN yang seharusnya menjadi penggerak ekonomi rakyat sering berubah menjadi ladang kekuasaan dan sumber korupsi sistematis. Kinerja banyak BUMN terbukti buruk dengan utang menumpuk yang akhirnya menjadi beban masyarakat.
Pertanyaan kritis yang patut diajukan: mengapa tidak memberikan kesempatan kepada profesional asing yang memiliki rekam jejak global? Mereka datang dengan reputasi yang harus dijaga, disiplin tinggi, dan bebas dari kepentingan politik lokal.
Perbandingan menarik bisa dilihat dari perusahaan teknologi global seperti Microsoft dan Google yang sukses dipimpin oleh profesional dari berbagai negara. Model kepemimpinan berbasis meritokrasi ini yang perlu dipertimbangkan untuk BUMN Indonesia.
Esensi nasionalisme seharusnya diukur dari kesejahteraan rakyat, bukan sekadar identitas pemimpin. Ketika kepemimpinan dalam negeri terbukti gagal memberikan hasil optimal, alternatif kepemimpinan asing patut menjadi pertimbangan serius untuk pembenahan BUMN.
Artikel Terkait
Tim KPK Usut Dugaan Korupsi Kuota Haji, Periksa Lokasi di Mina
Di Balik Gerobak Bakso Pangandaran: Kisah Nelayan yang Bertahan di Tepian
Bupati Lampung Tengah Tersandung Suap Rp5,7 Miliar untuk Bayar Utang Kampanye
Suharti Buka Suara: Data Pendidikan Masih Banyak PR Meski 71,9% Dinilai Baik