Anhar Gonggong: Tayangan Trans7 Harus Jadi Bahan Renungan untuk Pesantren
Sejarawan dan akademisi ternama, Anhar Gonggong, memberikan pandangan unik terkait kontroversi tayangan Trans7 yang dinilai melecehkan kiai dan pesantren. Berbeda dengan gelombang boikot, ia justru melihat hal ini sebagai momentum introspeksi.
Anhar Gonggong mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas keagamaan untuk tidak bereaksi secara emosional. Menurutnya, tayangan tersebut justru harus dijadikan bahan diskusi dan perenungan mendalam bagi kalangan pesantren untuk melakukan koreksi diri.
Pesantren Perlu Terbuka terhadap Kritik
Anhar menegaskan bahwa kiai atau guru juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, pesantren perlu membuka diri terhadap kritik konstruktif, terutama jika ada ritual atau kebiasaan yang dinilai kurang sesuai dengan esensi ajaran Islam.
Ia memberikan contoh praktik-praktik yang patut dipertanyakan, seperti memberikan sesuatu dengan cara dilempar atau meminta santri untuk selalu jongkok. "Apakah itu sebuah bentuk kesopanan yang diajarkan oleh Islam?" tanyanya.
Artikel Terkait
Tim Unusa Kirim Tenaga Kesehatan dan Air Bersih ke Aceh yang Terisolasi
Mengenal Diri Sendiri: Kunci Pendidikan yang Tak Lekang oleh Waktu
Ijazah Jokowi Diperlihatkan, Kasus Siap Berlanjut ke Meja Hijau
Hakim Agung Haswandi Tutup Usia, Tinggalkan Jejak Panjang di Dunia Peradilan