Astagfirullahalaziiim, Astagfirullahalaziiim, Astagfirullahalaziiim.
Pernyataan pejabat terkait proyek kereta cepat ini sungguh mengundang tanya. Mengapa sebuah proyek yang diketahui bermasalah sejak awal justru diteruskan?
Faktanya, proyek kereta cepat ini dimulai oleh pemerintahan sebelumnya. Awalnya, skema yang diusung adalah B to B (Business to Business) dengan klaim tidak akan membebani APBN. Namun, pada kenyataannya, klaim tersebut ternyata tidak sesuai.
Pendapat mantan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, justru terlihat lebih masuk akal dalam menyikapi proyek ini. Perlu diingat, Jonan kemudian dicopot dari posisinya dan dipindahkan ke kementerian lain.
Artikel Terkait
Ulil Abshar dan Kekerasan Kultural: Ketika Wacana Agama Melegitimasi Perusakan Lingkungan
Kementerian Haji Buka Pendaftaran Petugas Haji Arab Saudi, Catat Tanggalnya!
GBK Macet Total, Ribuan Jemaat Serbu Perayaan Natal di Stadion Utama
Mimpi Sawit untuk Rakyat Tersandera Oligarki