'Jebakan Jokowi Untuk Prabowo'
Oleh: Sholihin MS
Pemerhati Sosial dan Politik
JOKOWI dan Gibran adalah jenis manusia yang tidak punya rasa malu, manusia yang semua keinginannya harus terpenuhi, apa pun caranya harus dilakukan, termasuk melanggar hukum, menghalalkan segala cara, menyuap orang yang menghalangi, dan jika perlu menghabisi siapa saja.
Jokowi dan Gibran adalah manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu keserakahan tanpa batasan moral dan etika, tidak sesuai dengan watak dan pribadi bangsa Indonesia yang berbudi luhur, bermoral dan beretika, menjunjung tinggi hukum dan nilai-nilai, hormat dan menghargai orang lain, punya rasa malu, dan tidak pernah memaksakan kehendak.
Jika manusia model Jokowi dan Gibran ini tidak dihukum, maka moral bangsa Indonesia bakal rusak semuanya.
Salah satu kelakuan Jokowi yang tidak punya rasa malu adalah sudah tahu dirinya bukan penguasa lagi, tapi ingin tetap terus berkuasa dengan menyandera Presiden yang ada, menyusupkan putranya untuk jadi Wapres dengan cara licik dan merekayasa hukum, serta menempatkan kaki tangannya di Pemerintahan Prabowo.
Bahkan yang lebih gila lagi adalah Jokowi ingin segera menobatkan Gibran sebagai Presiden. Segala cara pun terus ditempuh.
Bukti-bukti kalau Jokowi ingin terus memaksakan Gibran menjadi Presiden, terlihat dari tiga indikator ini :
Pertama, dari semenjak awal, posisi Wapres Gibran yang diselundupkan melalui cara-cara licik dan curang, adalah sebagai perantara untuk bisa naik sebagai Presiden.
Kedua, terjadinya kudeta dini yang gagal dengan mengerahkan para termul, buzzer, dan orang-orang bodoh untuk menyusup dan membuat onar di Aksi 25 Agustus 2025.
Ketiga, setelah Kudeta gagal, maka akal licik Jokowi berganti arah menjadi mendukung Prabowo-Gibran “dua periode”.
Ini aneh, istilah dua periode adalah strategi licik Jokowi untuk menjebak Prabowo.
Jika Prabowo masih menganggap penting dukungan Jokowi daripada dukungan rakyat, maka yang akan terjadi adalah :
Pertama, Prabowo merasa aman dengan dukungan Jokowi dua periode.
Padahal ini hanya akal bulus Jokowi agar Gibran tidak dimakzulkan.
Kedua, Jokowi terus berhitung kalau Prabowo bakal berhenti di tengah jalan, mengingat usia dan sering sakit-sakitan.
Dan jika Prabowo berhenti otomatis Gibran naik jadi Presiden.
Maka dukungan Jokowi terhadap pasangan Prabowo-Gibran sebenarnya ingin menobatkan Gibran jadi Presiden.
Jokowi sangat berkepentingan agar Gibran tetap jadi Wapres bahkan Presiden, tujuannya hanya untuk menyelamatkan dosa-dosa politik Jokowi yang teramat banyak terhadap bangsa dan negara yang sudah layak dihukum mati.
Sampai saat ini Jokowi masih mengendalikan semua lembaga hukum mulai dari kepolisian, KPK, MA, Kejaksaan, Pengadilan, bahkan MK.
Demi melepaskan diri dari jerat hukum, Jokowi tega menghancurkan Indonesia sampai jadi bubur sekalipun.
Jika rakyat terus berdiam diri membiarkan Jokowi tetap berkuasa dan Gibran juga tidak segera dilengserkan, mustahil Indonesia bisa bangkit.
Hanya ada satu jalan melepaskan belenggu keruwetan Indonesia: TANGKAP DAN ADILI JOKOWI, DAN SEGERA MAKZULKAN GIBRAN sebelum semuanya berantakan, maka saat itu jalan keluar sudah sangat sulit, yaitu kalau Gibran benat-benar menjadi Presiden. ***
Artikel Terkait
Dosen IPB Pertanyakan Legalitas Ijazah Gibran, Sebut Hanya Setara SD?
Skenario Pilpres 2029: Selamat Ginting Prediksi Pertarungan 3 Poros Antara Prabowo, PDIP, dan Islam Moderat
Hidup Sebatang Kara, Fahmi Bo Pernah Tidak Makan 3 Minggu
Lembaga dan Pejabat Yang Menghalangi Pemakzulan Gibran, Layak di-Nepalkan!