Oleh: Tarmidzi Yusuf, Kolumnis
Prabowo mulai membuka tabir. Sebut gelombang demonstrasi mengarah makar. Adanya upaya makar dikonfirmasi langsung oleh Presiden Prabowo setelah bertemu 7 (tujuh) ketua umum partai politik di Istana, Ahad 31 Agustus 2025. Pertemuan tanpa kehadiran anak haram konstitusi.
Hanya saja Presiden Prabowo tidak menyebut siapa dalang yang sedang mengarahkan demonstrasi dan kerusuhan seperti tragedi 1998? Spekulasi mengarah kepada Geng Solo.
Bila demonstrasi ini meluas dan berlanjut dalam beberapa hari ke depan, posisi Presiden Prabowo terancam. Tidak menutup kemungkinan massa “binaan” akan melakukan kerusuhan lebih brutal lagi. Muncul letupan baru pasca amuk massa 28-29 Agustus 2025. Demonstrasi mengarah tragedi 98 comeback yang diduga dirancang Geng Solo.
Ada dugaan kuat bakar-bakaran di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia by desain. Polanya sama. Massa “binaan” invisible hand terorganisir. Didatangkan dari berbagai kota. Malam hari bersepeda motor bakar-bakaran. Padahal menurut aturan, unjuk rasa sampai pukul 18.00.
Ada kesan kuat aparat melakukan pembiaran terhadap perusakan beberapa kantor DPRD, Polsek dan fasilitas umum. Pembiaran agar tercipta kesan mencekam dan menakutkan di masyarakat.
Disinyalir ada dugaan kuat mobilisasi massa “binaan” invisible hand diluar massa demonstran mahasiswa dan buruh. Massa yang sengaja melakukan perusakan dan penjarahan di Jakarta dan meluas ke beberapa kota di Indonesia. Agak aneh juga bila rumah pribadi milik anggota DPR non aktif dan Menteri Keuangan Sri Mulyani dirusak dan dijarah kalau tidak ada mobilisasi massa dan target politik tertentu.
Tujuannya tentu saja menghilangkan kepercayaan rakyat pada Pemerintahan Presiden Prabowo. Agar ada alasan desakan Presiden Prabowo segera mundur. Anak haram konstitusi tampil sebagai pengganti Presiden Prabowo.
Bila Presiden Prabowo salah kalkulasi. Tragedi 98 comeback benar-benar terjadi. Presiden Prabowo lengser. Anak haram konstitusi berpeluang menggantikan Prabowo sebagai RI-1. Massa “binaan” melakukan kerusuhan dan penjarahan dikendalikan oleh invisible hand agar situasi tak terkendali, korban jiwa dan kerusuhan meluas.
Ada baiknya Presiden Prabowo segera mencopot Kapolri dan menteri-menteri yang terafiliasi dengan Geng Solo sebelum skenario tragedi 98 comeback benar-benar terjadi. Orang-orang Geng Solo melakukan pembusukan dari dalam.
Tidak cukup penonaktifan beberapa anggota DPR oleh partai politik untuk meredam kemarahan rakyat. Presiden Prabowo harus berani keluar dari bayang-bayang Geng Solo dan membuang orang-orang Geng Solo yang ada di kabinet dan komisaris BUMN termasuk mengusir anak haram konstitusi dari Istana Merdeka Selatan.
Apalagi demonstrasi dan kerusuhan berpotensi meluas. Belum akan berakhir. Beredar kembali flyer ajakan untuk aksi lanjutan, 1 sampai 5 September 2025. Demonstrasi lanjutan ini berpotensi menambah panas politik Indonesia.
Suasana beberapa kota di Indonesia dibikin tambah mencekam. Warga mulai takut keluar rumah. Pembakaran dan penjarahan dimana-mana. Pusat perbelanjaan tutup. Sekolah dan kampus belajar online. Beberapa kantor di Jakarta memberlakukan WFH (Work From House). Layanan Trans Jakarta terhenti. Wisatawan mancanegara was-was.
Ada kekhawatiran kerusuhan meluas seperti gelombang demonstrasi 27 tahun lalu, 1998. Konspirasi barisan sakit hati menggulingkan pemimpin kharismatik, Presiden Soeharto.
Tahun 2025 polanya agak berbeda sedikit. Spekulasi adanya konspirasi Geng Solo dengan isu tragedi 98 comeback. Upaya makar terhadap Presiden Prabowo diduga untuk menaikkan anak haram konstitusi sebagai pengganti Presiden Prabowo.
Bandung, 8 Rabiul Awwal 1447/1 September 2025
Artikel Terkait
Muncul Spekulasi Riza Chalid Diduga Jadi Bohir Demo DPR, Buronan Korupsi Kok Bisa Kendalikan Jalanan?
GUSDURian Desak Kapolri Mundur, Nilai Gagal Bertanggung Jawab atas Kekerasan Aparat
Demo GMNI di Gedung DPR: Makzulkan Gibran, Adili Jokowi, Sahkan RUU Perampasan Aset!
Pasca Ricuh, LBH Jakarta Sebut Polres di Jakarta Tutup Akses Bantuan Hukum Bagi Pendemo