Eks Danjen Kopassus Soal Ijazah Jokowi, Minta Prabowo Jujur dan Adil

- Selasa, 15 Juli 2025 | 14:05 WIB
Eks Danjen Kopassus Soal Ijazah Jokowi, Minta Prabowo Jujur dan Adil



Kasus dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi belum juga beres.


Yang terjadi justru polemik ijazah palsu Jokowi ini kian panjang dan melebar.


Sikap Jokowi yang tak kooperatif, enggan memperlihatkan ijazah tersebut ke publik, menjadi semuanya serba ribet.


Bagi Jokowi ijazah tersebut sangat sakral, sehingga baru mau diperlihatkan jika kasus ini sampai di pengadilan.


Melihat realita kasus ini yang tak kunjung beres, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI (Purn) Soenarko akhirnya angkat bicara.


Soenarko meminta Presiden Prabowo Subianto tidak takut untuk bersikap jujur dan adil dalam menangani perkara ijazah Jokowi ini.


Bekas jenderal bintang 2 itu siap bertaruh nyawa jika ada yang mengganggu orang nomor satu di Indonesia itu.


"(Kasus ijazah Jokowi) Mudah diselesaikan kalau presiden mau bersikap jujur, adil, bertanggung jawab," kata Soenarko dalam konferensi pers pada Senin (14/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.


"Kalau ada yang mengganggu bapak, kalau bapak sudah jujur dan adil, saya siap mati di depan bapak dan banyak rakyat untuk melindungi bapak presiden. Jangan takut!" tegasnya.


Soenarko meminta Prabowo muncul untuk menyelesaikan kegaduhan yang sedang terjadi akibat ijazah Jokowi.


"Saya cuma mengimbau atau minta atau teriak kepada Presiden Republik Indonesia, Presiden Prabowo, ke mana Bapak dengan kasus-kasus begini? Ringan saja, kok bikin gaduh bangsa ini," ujar Soenarko.


Menurut dia, aparat yang dikendalikan oleh Prabowo selama ini tidak bertindak jujur dan adil dalam menangani kasus ijazah Jokowi.

Soenarko menilai bahwa permasalah ijazah Jokowi ini sangat ringan untuk diselesaikan jika aparat bertindak jujur dan adil.


"Gaduh ini saat ini, kalau berlanjut, bukan gaduh, Pak, mungkin kita bisa pecah belah karena aparat yang bapak kendalikan bertindak tidak jujur dan tidak adil. Udah sangat kelihatan absurd," tuturnya.


Halaman:

Komentar