Pemerintah diminta menghitung kembali berbagai kebijakan politik luar negeri Indonesia di tengah gejolak politik global, mulai dari perang Rusia-Ukraina sampai perang Iran-Israel hingga persaingan AS dan BRICS.
Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Dr Syahganda Nainggolan mengingatkan, jangan sampai kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto hanya didasari paradigma para menteri asal bapak senang (ABS).
Syahganda menyoroti sikap Indonesia bergabung dengan poros Brazil, Russia, India, China, dan South Africa (BRICS) hingga memancing amarah AS.
“Kalau kita mau serius, dihitung. Amerika itu mengimplan kekuatan intelijen dan militer di Indonesia sudah 30 tahun lebih. Kita berani enggak melawan itu?" kata Syahganda dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 11 Juli 2025.
Syahganda khawatir, pilihan politik ini dipengaruhi kelompok menteri bekas pemerintahan Presiden Joko Widodo yang hanya sekadar ingin mempertahankan kekuasaan.
“Itu kan orang-orang yang selama ini menikmati kekuasaan sebagai ABS, asal bapak senang. Mereka mungkin saja tipu-tipu Prabowo," jelas Syahganda.
Soal BRICS, Indonesia harus memperhitungkan konsekuensi kemarahan AS. Syahganda mencontohkan pembicaraannya dengan perwira tinggi TNI aktif di dunia intelijen soal potensi kemarahan AS bisa merenggut Papua dari Indonesia.
Artikel Terkait
Prabowo Gebuk Jokowi? Ini Kata Purbaya Soal Perang Politik di Istana
Siapa yang Harus Bayar Utang Kereta Cepat? Ini Fakta yang Bikin Geleng-Geleng!
Kabar Terbaru! Ini Jadwal Resmi Pembukaan CPNS 2026 dari Pemerintah
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol, 3 Motor Curian Disita!