Lebih lanjut, Prof. Didik menekankan bahwa konflik dagang dan teknologi antara AS dan Cina telah memicu fragmentasi ekonomi global. “Dunia menuju deglobalisasi parsial—lebih banyak proteksionisme, 'friend-shoring', dan pemisahan blok dagang (barat vs timur),” jelasnya.
Namun, di tengah krisis tersebut, terbuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam sektor industri hijau. “Peluang utama itu tidak lain adalah pengembangan Industri Hijau di segala sektor karena upaya dan kebijakan ini akan mendapat dukungan dunia, pemerintah maupun swasta,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa strategi pengembangan industri seperti tambang nikel dan pabrik baterai EV bisa mendongkrak devisa dan pertumbuhan ekonomi.
“Jadi krisis adalah peluang dan harus dimanfaatkan. Jangan membiarkan industri pada saat ini hanya tumbuh 3-4 persen saja jika tanpa upaya kebijakan yang radikal.”
Prof. Didik juga menyoroti pentingnya memperkuat kebijakan pangan dan energi berkelanjutan. “Ini merupakan program pokok pemerintah sekarang, yang begitu serius menjadi perhatian presiden langsung. Petani beras distimulasi langsung dengan kebijakan harga tinggi sehingga produksi dan stok beras meningkat.”
Dalam kerangka politik luar negeri, Prof. Didik menegaskan pentingnya menjaga posisi bebas aktif Indonesia. “Indonesia tetap menjalankan kebijakan bebas aktif, tidak masuk ke dalam blok barat maupun Timur. Ini penting dipertahankan sehingga menempati posisi strategis secara geopolitik dan menjadi ‘Switzerland-nya Asia’ yang dipercaya semua pihak.”
Penutup dari pernyataan Prof. Didik menyoroti pentingnya kehadiran Presiden Prabowo dalam KTT BRICS tahun ini. “Kehadiran Presiden Prabowo dalam pertemuan BRICS akan memberi makna strategis bagi kebangkitan diplomasi Indonesia. Peluang dan manfaatnya terbuka: akses pendanaan alternatif, investasi, peluang kerja sama teknologi, hingga diversifikasi mitra dagang. Yang paling penting, Indonesia bisa memainkan peran sebagai kekuatan penyeimbang global di tengah pertarungan blok Barat dan Timur.”
Artikel Terkait
5 Rahasia Komunikasi Pasangan Biar Gak Sering Salah Paham, No. 3 Paling Penting!
Israel Kecam Indonesia: Atletnya Ditolak, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Benarkah Zaman SBY Lebih Makmur? Ini Kata Purbaya Soal Mesin Ekonomi Jokowi yang Pincang
Polisi Makassar Pakai Rubicon Plat Palsu Cuma Ditegur, Kok Bisa?