Wacana Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, bakal menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), disinyalir untuk menyaingi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menrut pengamat politik Citra Institute, Efriza, tidak realistis kalau PSI menjadi kendaraan politik Jokowi untuk melawan PDIP yang memecatnya sebagai anggota.
"Sentimen negatif terakhir adalah ia (Jokowi) hanya ingin menandingi Megawati. PSI dianggap sebagai lawan yang sepadan dengan PDIP," ujar Efriza, kepada RMOL, Senin, 26 Mei 2025.
"Padahal kelas PDIP lebih tinggi, matang, dan sangat dekat sama rakyat ketimbang PSI," sambung Efriza.
Dari segi latar belakang politik, magister Ilmu politik Universitas Nasional itu juga menilai PSI berdiri ketika Jokowi telah menjadi Presiden, dan baru mengikuti pemilihan umum (pemilu) satu kali.
"Sementara jangan lupakan pula PDIP adalah partai ideologis di Indonesia, partai lama yang besar," tuturnya.
Karena itu, Efriza meyakini langkah Jokowi akan sia-sia apabila bermaksud mengambil kendali PSI hanya untuk membalaskan dendam kepada PDIP.
"Jadi sehebat apapun PSI citranya tidak akan sehebat dan sebesar PDIP," tandas Efriza.
Sumber: rmol
Foto: Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi, bersama Ketua Umum PSI yang juga putra bungsunya, Kaesang Pangarep/Ist
Artikel Terkait
Setelah 21 Tahun Hilang, PMI Korban Penyekapan Masih Tertahan di Malaysia
Supermoon Picu Ancaman Banjir Rob di Pesisir Lampung, Warga Diminta Siaga
Jembatan Ambrol, Warga Tapanuli Tengah Bangun Akses Darurat di Tengah Banjir
Rapat Nataru DPR Batal, Menhub Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Sumatera