Tak berhenti di situ. Birokrasi yang dulu dibersihkan dari KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), kini menjadi alat pelestari kekuasaan.
Penempatan komisaris BUMN kepada para pendukung, loyalis, hingga relawan adalah bentuk politik balas budi yang mengakar.
Belum lagi proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dibungkus dengan retorika modernitas, tetapi menyimpan aroma ambisi pribadi dan pencitraan warisan kekuasaan.
Dana triliunan rupiah digelontorkan ke Kalimantan sementara daerah lain menghadapi kelangkaan pangan, kesenjangan pendidikan, dan kerusakan lingkungan. Jokowi seolah mewarisi kebiasaan Orde Baru: membangun tugu-tugu, bukan manusia.
Dukungan yang Membungkam Kritik
Yang lebih menyakitkan adalah bagaimana Jokowi mereduksi makna partisipasi politik menjadi sekadar loyalitas.
Elite partai dirangkul, oposisi dikooptasi, dan kritik dimatikan lewat pendekatan keamanan.
Ketika masyarakat sipil bersuara, mereka dicap sebagai pembenci negara. Ketika mahasiswa turun ke jalan, mereka dijawab dengan gas air mata, bukan dialog.
Padahal Jokowi pernah menjadi simbol perubahan. Tapi kini, perubahan itu melenceng jauh dari harapan rakyat.
Alih-alih memperkuat demokrasi, ia justru mempermainkannya.
Harapan di Dasar Kotak
Namun, seperti kisah Pandora, satu hal tetap tersisa: harapan. Harapan bahwa rakyat tak akan lupa.
Harapan bahwa sejarah akan mencatat siapa yang benar-benar bekerja untuk bangsa, dan siapa yang bekerja untuk diri dan keluarganya.
Harapan bahwa pemimpin berikutnya belajar dari kekeliruan ini dan tidak akan membuka kotak yang sama.
Kotak Pandora Jokowi memang belum terbuka sepenuhnya. Tapi isi di dalamnya mulai menampakkan wajah.
Dan rakyat mulai menyadari: bahwa harapan tak bisa disandarkan pada satu orang.
Ia harus diperjuangkan bersama-sama, agar kotak yang sama tak kembali dibuka oleh generasi berikutnya.
Artikel Terkait
DPR Sindir Babe Haikal: Ancam Legalkan Produk Non-Halal, Kebijakan Ngawur atau Langkah Berani?
BRIN Ungkap Cadangan Air di IKN Cuma 0,5%, Masih Yakin Pindah Ibu Kota?
Viral! Awal Mula Tautan Video 8 Hilda Pricillya yang Bikin Penasaran
Listyo Sigit Naikkan Komjen, Prof Ikrar Beberkan Strategi Politik di Balik Pengangkatan Ini