Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali menjadi perbincangan
publik setelah cuplikan video lawasnya kembali beredar di media sosial X
(dulu Twitter).
Dalam video tersebut, Anies Baswedan ditanya tentang tiga buku yang paling
berpengaruh dalam hidupnya. Namun siapa sangka, jawaban yang terdengar
sederhana dan disampaikan dengan santai itu justru memicu diskusi panjang di
jagat maya.
“Saya pernah ditanya di Twitter tuh, Pak, tiga buku yang paling berpengaruh.
Ini menantang ini, milih tiga ya. Yang dipilih itu setelah dipikir-pikir.
Satu, Al-Qur’an. Dua, buku nikah. Tiga, buku tabungan," ucapnya seperti
Suara.com kutip pada Rabu (7/5/2025).
Pernyataan tersebut awalnya disambut gelak tawa dan apresiasi karena
dianggap mengandung nilai-nilai penting dalam hidup manusia.
Namun, ketika video itu kembali diunggah oleh akun X @tatakujiyanti dengan
narasi ulang tahun, diskusi publik menjadi lebih luas dan beragam.
Tanya: Sebutkan 3 buku paling penting bagi Anda.
— tatak ujiyati (@tatakujiyati) May 6, 2025
Anies Baswedan: Al qur'an, Buku Nikah, Buku tabungan 😁
Ada yang baru tahu, Mas Anies ternyata bisa sekocak itu? 🤣.
Selamat ulang tahun mas @aniesbaswedan pic.twitter.com/daOKw1cMJ4
"Tanya: Sebutkan 3 buku paling penting bagi Anda. Anies Baswedan: Al qur'an,
Buku Nikah, Buku Tabungan. Ada yang baru tahu, Mas Anies ternyata bisa
sekocak itu? Selamat ulang tahun mas @aniesbaswedan," tulis akun tersebut
dalam caption-nya.
Anies Baswedan sendiri sempat menjabarkam mengapa ia memilih tiga buku
tersebut yang menurutnya paling berpengaruh dalam hidupnya.
"Sulit sekali menjawab pertanyaan yang membatasi hanya tiga buku ini. Setiap
buku membawa pengaruh berbeda bagi diri kita, ada yg mengubah perspektif ada
menambah pengetahuan, ada yg menginspirasi, ada juga yg meneguhkan
keyakinan," ungkap dia.
Namun, tanggapan netizen pun bermunculan, mulai dari yang terhibur,
mendukung, hingga yang mengkritik penggunaan kata “buku” untuk menyebut
Al-Qur’an.
Beberapa warganet menganggap bahwa Al-Qur’an tidak bisa disamakan dengan
buku-buku biasa karena memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan sakral dalam
ajaran Islam.
"Alquran bukan buku, karena: – Alquran tidak bisa dipegang bila tidak dalam
keadaan suci dari najis. – Alquran tidak bisa dibawa ke dalam WC," tulis
akun @bat****.
"Al-Qur'an kok disetarakan buku," timpal akun @cah****, yang juga
mempermasalahkan klasifikasi Al-Qur’an dalam konteks tersebut.
Lain halnya dengan pengguna akun @adr**** yang mencoba memberikan perspektif
keagamaan.
"Bukan buku (saja) ya, atau nama lain dari Al-Qur’an bisa Al-Huda,
Al-Furqan, dll. Kenapa demikian? Untuk mensucikan dan membedakannya dengan
buku (biasa)," jelasnya.
Namun tidak semua netizen berpendapat demikian. Sebagian lainnya membela
pernyataan Anies Baswedan dengan menyatakan bahwa konteksnya adalah simbolik
dan pribadi, bukan klasifikasi ilmiah atau teologis.
Mereka menilai jawaban tersebut justru mencerminkan kedalaman makna yang
bersifat reflektif.
"Sama-sama dalam bentuk buku, yang membedakan isinya. Yang dipertanyakan
buku paling berpengaruh dalam hidup. Nah, Al-Qur’an berpengaruh nggak?
Sampai sini paham," tulis akun @mriz**** menanggapi perdebatan.
Menariknya, tiga buku yang disebut Anies Baswedan memang bisa diartikan
sebagai representasi dari tiga dimensi kehidupan yang penting spiritualitas
(Al-Qur’an), relasi sosial dan institusi keluarga (buku nikah), serta
keberlangsungan ekonomi (buku tabungan).
Meskipun disampaikan dengan nada bercanda, pilihan tersebut mencerminkan
nilai-nilai yang bersifat mendasar dalam kehidupan manusia modern.
Di luar pro dan kontra, pernyataan Anies Baswrdan ini kembali memperlihatkan
sisi komunikatif dan simbolik yang sering ia gunakan dalam berbagai
kesempatan.
Tak hanya menjawab, Anies Baswedan kerap menampilkan lapisan makna dalam
pernyataannya, baik yang bersifat filosofis maupun humoris.
Sebagai tokoh politik dan akademisi, Anies Baswedan memang dikenal memiliki
cara komunikasi yang cerdas, tak jarang bersifat dua lapis, lugas tapi sarat
makna.
Jawaban tentang tiga buku paling berpengaruh ini bisa jadi hanyalah candaan
ringan namun tetap memancing publik untuk berpikir, atau bahkan berdebat.
Sumber:
suara
Foto: Anies Baswedan. [Instagram/aniesbaswedan]
Artikel Terkait
Bukan Prabowo Apalagi Purnawirawan TNI, Ini Sosok Yang Bisa Lengserkan Gibran dari Jabatan Wapres!
Saudara Joko Widodo Menyelundupkan Pasal 35 dan 32 UU ITE, Hanya untuk Mengkriminalisasi Akademisi dan Aktivis?
Barcode Ajaib Bobol BBM Bersubsidi: Warga Lampung Timur Ditangkap Polisi
Pasal Pencemaran 27 A UU ITE tak Dapat Digunakan, Karena Saudara Joko Widodo Pejabat Dewan Penasihat Danantara