Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T

- Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:35 WIB
Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T

Barito Pacific kemudian mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 2007. 


Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.


Selain mendirikan Barito Pasific, Prajogo tercatat juga pernah menduduki sejumlah posisi strategis di beberapa perusahaan, yakni:


PT Mangole Timber Producers - Direktur Utama (1969-1977)

PT Barito Pacific Lumber - Direktur Utama (1976)

Barito Pacific Group - (1977)

PT Barito Pacific Timber (dh. PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan) - Direktur Utama (1979-1993)

PT Mangole Timber Producers - Direktur Utama (1982-1993)

PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries - Direktur Utama (1987-1998)

PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood - Direktur Utama (1987-1998)

PT Musi Hutan Persada - Komisaris (1991-1993)

PT Mangole Timber Producers - Komisaris Utama (1993-1998)

PT Astra International Tbk - Wakil Komisaris Utama (1993-1998)

PT Tripolyta Indonesia Tbk - Komisaris (1989-1999)

PT Chandra Asri - Direktur Utama (1990-1999)

PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper - Komisaris Utama (1999-2005)

PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper - Wakil Komisaris Utama (1997-1999)

PT Barito Pacific Tbk (d/h PT Barito Pacific Timber) - Komisaris Utama (1993-sekarang).


Empat Saham Perusahaan


Prajogo Pangestu tercatat memiliki empat saham perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).


Keempat saham itu, di antaranya, holding energi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).


Harta Prajogo Pangestu


Hingga saat ini, Prajogo Pangestu memiliki kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.


Meski begitu, baru-baru ini harta orang terkaya di Indonesia itu turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun.


Dilansir Kompas.com, penurunan drastis ini terjadi setelah beredar kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukkan tiga emiten miliknya ke dalam MSCI Investable Market pada review Februari 2025.


MSCI merupakan indeks pasar global yang menjadi acuan utama bagi investor institusional dalam menentukan portofolio mereka. 


Keputusan untuk tidak memasukkan tiga emiten milik Prajogo, yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (PTRO), dan Barito Pacific (CUAN) diperkirakan berdampak besar pada kepercayaan pasar terhadap saham-saham tersebut.


Hal ini turut memengaruhi kapitalisasi pasar dan akhirnya berimbas pada kekayaan bersih Prajogo Pangestu.


Sumber: Tribunnews 

Halaman:

Komentar