Pengamat Intelijen dan Geopolitik: Ada "Penumpang Gelap" di Balik Teror ke Influencer dan Aktivis
JAKARTA – Rentetan teror yang menimpa sejumlah influencer dan aktivis belakangan ini, bagi sebagian kalangan, terasa janggal. Bukan sekadar peristiwa kriminal biasa. Pengamat intelijen dan geopolitik Amir Hamzah punya pandangan yang lebih tajam. Ia mencium adanya “penumpang gelap” yang sengaja menunggangi situasi. Tujuannya? Membangun opini negatif terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang masih terbilang baru.
Menurut Amir, polanya menarik. Teror ini muncul beruntun, menargetkan tokoh dengan latar belakang berbeda-beda. Hal ini, katanya, mengindikasikan sebuah rekayasa persepsi publik. Semua diarahkan pada satu kesimpulan yang sama: seolah-olah negara atau pemerintahan Prabowo-lah dalang di balik aksi intimidatif itu.
Beberapa kasus yang mencuat dalam beberapa hari terakhir memang cukup menghebohkan. Ada Iqbal Damanik dari Greenpeace Indonesia yang mengaku dapat ancaman teror dari orang tak dikenal. Lalu Sherly Annavita, seorang influencer, yang diduga menerima teror usai menyampaikan pandangannya soal penanganan bencana. Yang paling ekstrem, rumah DJ Donny bahkan jadi sasaran pelemparan bom molotov.
Nah, kasus-kasus ini langsung menyebar bak api di ladang ilalang di media sosial. Narasi yang muncul pun seragam: mengkritik pemerintah sama saja mengundang ancaman keselamatan.
Di sisi lain, Amir Hamzah melihatnya dari kacamata yang berbeda. Dari sudut pandang intelijen, peristiwa semacam ini seringkali adalah alat. Alat untuk operasi psikologis atau psyops, yang tujuannya melemahkan legitimasi sebuah pemerintahan yang baru saja terbentuk.
Artikel Terkait
Risma Bawa Solusi Ternak Mini untuk Korban Banjir Agam
Prabowo Sambut Tahun Baru di Tengah Pengungsi Batang Toru
Guru Tunggu Tunjangan, Masalah Retur Masih Jadi Tantangan
Prabowo Sambangi Korban Bencana, Huntara Batang Toru Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran