Di sisi lain, sudah rahasia umum kalau ingin sampai ke Presiden Prabowo, ada beberapa ‘pintu’ yang mesti dilewati. Nama seperti Sufmi Dasco Ahmad dan Sjafrie Sjamsoeddin sering disebut. Demokrat sejauh ini tak terlihat mendekati pintu-pintu itu. Mungkin karena kedekatan lama SBY dengan Prabowo, mereka merasa punya hak akses langsung. SBY kan bisa ketemu Prabowo kapan saja, mirip dengan gaya Jokowi.
Namun begitu, manuver Demokrat belakangan ini kerap tampak sendiri. Ambil contoh kritik pedas Dino Patti Djalal, orang dekat SBY, kepada Menlu Sugiono yang juga Sekjen Gerindra. Jarang sekali seorang menteri luar negeri dikritik begitu terbuka. Dino seolah tak punya pilihan lain. Dalam kasus lain, seperti isu ijazah Jokowi, nama Demokrat juga sempat terseret meski sudah dibantah. Ada kesan partai ini punya agenda tersendiri.
Jadi, apakah karena ‘agenda sendiri’ itulah mereka tak diundang ke rumah Bahlil? Kenapa justru PKB yang lebih dilibatkan, padahal mereka gabung belakangan? Pertanyaan ini makin kuat jika pertemuan itu membahas isu panas belakangan: wacana mengembalikan Pilkada ke DPRD. Golkar, Gerindra, PAN, dan PKB dianggap setuju. Sementara Demokrat, NasDem, dan PKS setidaknya belum bersuara jelas, berbeda dengan PDIP yang tegas menolak.
Maka, kurang pas rasanya menyebut pertemuan itu sebagai penguatan koalisi. Bisa jadi, justru itulah cikal bakal perpecahan. Di tengah ketidakpercayaan publik yang sudah menggunung, wacana Pilkada lewat DPRD ini seperti menambah masalah. Pemilihan langsung saja banyak menghasilkan pemimpin yang jauh dari rakyat. Apalagi jika diserahkan ke DPRD? Jarangnya bakal makin menganga.
Akhirnya, pertemuan di rumah dinas menteri itu meninggalkan lebih banyak tanya daripada jawab. Memperkuat atau memecah belah? Hanya waktu yang akan memberi tahu.
Artikel Terkait
Prabowo Awali 2026 di Tenda Pengungsi, Serukan Gotong Royong Hadapi Bencana
Dari Tokyo Hingga Dubai: Kemeriahan Malam Pergantian Tahun 2026 di Berbagai Penjuru Dunia
Malam Tahun Baru di Aceh Tamiang Berubah Jadi Malam Waspada Banjir
Tahun Baru Tanpa Kembang Api, Masyarakat Pilih Doa dan Donasi