kata Ayi, seorang warga sekitar.
Lahan seluas sekitar satu hektare itu memang sudah jadi semacam 'kuburan' bangkai pesawat sejak 2019. Pagar besi dan tembok mengelilinginya. Beberapa pesawat terlihat sudah terpotong-potong, cuma menyisakan bagian hidungnya. Namun begitu, ada juga yang masih utuh dengan sayap masih menempel. Bahkan, ada potongan pesawat yang sengaja dipasang di atap bangunan, memperkuat kesan angker sekaligus unik.
Tak heran, selama ini tempat itu jadi daya tarik sendiri. Banyak warga atau orang yang lewat sengaja berhenti, cuma untuk melihat atau sekadar memotret pemandangan yang langka itu.
Kembali ke musibah, laporan sementara menyebutkan ada sekitar 30 rumah yang rusak. Kerusakannya bervariasi, dari yang ringan sampai berat. Tapi yang jelas, kejadian ini membuka mata banyak pihak. Tumpukan besi tua yang diam-diam menjadi landmark tak resmi itu, ternyata bisa berubah jadi ancaman ketika alam murka.
Artikel Terkait
Tabrak Lari di Bandar Lampung, Driver Ojol Terluka dan Laporan Dipaksa Dicabut
Prabowo Tinjau Jembatan di Tapteng, Tanya Warna dan Cek Realisasi MBG
Kecelakaan Maut di Tol Krapyak: STNK dan SIM Sopir Bus Dipertanyakan
Titi Anggraini Bongkar Dalih di Balik Wacana Pilkada Lewat DPRD