Di sisi lain, pemerintah tak hanya berhenti pada kebijakan itu. Berbagai bentuk bantuan konkret juga sudah disalurkan untuk mendukung kegiatan belajar. Misalnya, school kit yang diberikan kepada 27.000 siswa. Rinciannya, 15.500 untuk Aceh, 5.000 di Sumatera Barat, dan 6.500 lainnya di Sumatera Utara.
Lalu bagaimana dengan tempat belajarnya? Untuk sementara, tenda dan ruang kelas darurat telah disiapkan. Menurut Mu’ti, ada 147 tenda yang dibagi di tiga provinsi: 78 di Aceh, 22 di Sumatera Barat, dan 47 di Sumatera Utara. Sementara ruang kelas darurat berjumlah 160 unit, dengan Aceh mendapat 100, dan Sumatera Barat serta Utara masing-masing 30.
Dukungan pendanaan pun tak ketinggalan. Kemendikdasmen telah menyalurkan Dana Operasional Pendidikan Darurat senilai Rp 25,9 miliar. Alokasinya, Rp 11,29 miliar untuk Aceh, Rp 8,54 miliar ke Sumatera Barat, dan Rp 6,08 miliar untuk Sumatera Utara.
Selain hal-hal yang bersifat material, aspek psikologis siswa juga diperhatikan. Pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 700 juta untuk dukungan psikososial. Tak lupa, bantuan buku sebanyak 212.000 eksemplar turut didistribusikan ke ketiga wilayah terdampak tersebut.
Langkah-langkah ini diharapkan bisa meringankan beban dan memperlancar transisi anak-anak kembali ke rutinitas belajar, meski situasi di sekitar mereka belum sepenuhnya pulih.
Artikel Terkait
Prabowo Dapat Laporan Perkembangan Program Prioritas, Bahas Lembaga Khusus Perumahan
Ponsel Jatuh ke Got, Polisi DIY Jadi Pahlawan dengan Alat Canggih
Bahasa Pejabat di Era Digital: Ketika Satu Kalimat Lebih Tajam dari Seribu Pasal
Kecelakaan Maut di Fly Over Mbah Priok, Pengendara Motor Tewas Tertindas Trailer