Dukungan mobilitas pun diperkuat. Dengan 59 armada udara dan 66 kapal patroli yang siaga, Polri berusaha menjamin respons yang cepat dan personel yang selalu siap diterjunkan ke mana pun dibutuhkan.
"Kami menjamin mobilitas tinggi serta kesiapsiagaan personel di seluruh wilayah Indonesia," kata Fadil menambahkan.
Namun begitu, ada pendekatan baru yang coba diterapkan. Fadil menyebutnya strategi "Hit and Fix Policing". Ini semacam perubahan pola pikir. Tidak hanya fokus pada "memukul" atau menindak kejahatan yang sudah terjadi, tapi juga "memperbaiki" kondisi agar kejahatan serupa tidak terulang di masa depan.
"Kami tidak hanya mengintervensi kejahatan saat terjadi, tapi juga melakukan tindakan jangka panjang untuk mencegah kejahatan tersebut terulang kembali," paparnya.
Lantas, bagaimana mengukur keberhasilan pendekatan ini di level paling bawah? Menurut Fadil, jawabannya ada pada sebuah indeks. Indeks keamanan desa dan kelurahan kini jadi alat ukur mereka. Dengan itu, Polri berharap bisa mendapat gambaran akurat tentang kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat langsung dari akar rumput.
"Melalui indeks keamanan desa atau kelurahan, kami kini memiliki alat ukur yang akurat," tutup Fadil, "untuk memastikan setiap desa dan kelurahan di Indonesia dalam keadaan aman dan tentram."
Artikel Terkait
BNPB Akui Modifikasi Cuaca di Puncak Musim Hujan: Seperti Melawan Kodrat Alam
Bangkai Ayam dan Ancaman untuk Aktivis Iklim di Teras Rumah
Pendaki Pemula Hilang di Gunung Slamet Usai Berpisah untuk Cari Bantuan
Tangisan dari Lubang Septic Tank Gegerkan Warga Tanggamus