Di Desa Mluweh, Ungaran Timur, udara terasa hangat dan sedikit berdebu. Seorang pekerja dengan cermat memisahkan arang kayu yang sudah dibakar, di sebuah industri rumahan yang sederhana. Kejadian ini berlangsung pada Selasa lalu, 30 Desember 2025.
Arang yang dihasilkan di sini bukan sembarang arang. Mereka memanfaatkan beragam jenis kayu, mulai dari asam, johar, sampai sonokeling dan sengon. Menurut laporan dari kantor berita Antara, satu karung berisi 35 kilogram arang kayu ini dijual seharga Rp 100.000.
Namun begitu, harga itu ternyata sudah naik cukup signifikan. Kalau dibandingkan dengan harga biasanya, kenaikannya bisa mencapai dua kali lipat, lho.
Apa penyebabnya? Ternyata, lonjakan harga ini terjadi karena permintaan yang melonjak drastis. Banyak orang yang membutuhkan arang untuk perayaan malam Tahun Baru 2026 yang tinggal hitungan hari.
Artikel Terkait
TransJakarta, MRT, dan LRT Siap Layani Warga Hingga Dini Hari di Malam Tahun Baru
Reyog Singo Mangkujoyo: Napas Tradisi yang Tak Padam di Tengah Kota
Panas Palembang: PPP Sumsel Pacu Mesin Politik untuk Perjalanan Panjang ke Senayan
Dana Tak Terseret, Tongkang Batu Bara Terancam Mandek di Sungai Lalan