Kritik untuk Bencana Aceh Berujung Teror Misterius ke Aktivis

- Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB
Kritik untuk Bencana Aceh Berujung Teror Misterius ke Aktivis

Dua peran ini saya kutip dari sabda Nabi Muhammad SAW:

(كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ)

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh)

Saya juga menyinggung akar masalahnya: deforestasi. Khususnya alih fungsi hutan jadi kebun sawit. Saya ingatkan audit besar-besaran di era Luhut Panjaitan dulu, yang menemukan 3,3 juta hektar sawit ilegal di dalam kawasan hutan. Alih-alih ditindak, malah diputihkan. Nah, lho.

Belum lagi gaya pejabat yang, di tengah nestapa warga, masih sibuk cari pencitraan. Dari urusan menggendong karung beras sampai klaim listrik sudah menyala yang kerap tak sesuai fakta di lapangan.

Dan anehnya, esok harinya setelah acara itu, Rabu sore tanggal 24, Presiden Prabowo tiba-tiba menggelar konferensi pers soal penyitaan uang triliunan rupiah dari sawit nakal. Langsung muncul pertanyaan di mana-mana: pelakunya mana? Kok cuma uangnya yang disita?

Ini yang bikin saya geram. Kalau mau ditimbang, kritik yang saya sampaikan di acara itu jauh lebih keras dan langsung ke pokok persoalan. Tapi nyatanya, para teroris pengecut mungkin antek oligarki ini cuma berani menarget yang dianggap lemah: seorang perempuan.

Padahal, saat ketemu langsung, aura Sherly justru penuh keberanian dan ketangguhan khas orang Aceh. Sangat jelas. Jadi, mereka salah besar kalau mengira teror akan membuatnya ciut.


Halaman:

Komentar