HNW: Pengakuan Israel atas Somaliland Cuma Taktik Alihkan Isu Gaza

- Selasa, 30 Desember 2025 | 05:50 WIB
HNW: Pengakuan Israel atas Somaliland Cuma Taktik Alihkan Isu Gaza

"Kalau tidak, proyek ambisius Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mewujudkan 'Israel Raya' akan mulus. Artinya, solusi dua negara tamat riwayatnya. Penjajahan Israel malah akan melebar ke negara-negara lain."

Ia mengingatkan, kelambanan dalam menangani hal ini berisiko tinggi. Bukan cuma untuk Somalia atau Palestina, tapi juga untuk negara lain, termasuk Indonesia. Bayangkan jika Israel berkolaborasi dengan kelompok-kelompok separatis di dalam negeri. Situasinya bisa runyam.

Lebih jauh, HNW memaparkan argumen hukum. Klaim separatis Somaliland akan hak menentukan nasib sendiri (Right to Self Determination), menurutnya, keliru. Dalam hukum internasional, hak itu hanya digunakan sekali seumur hidup oleh suatu bangsa. Rakyat Somalia sudah menggunakannya pada 1 Juli 1960, saat merdeka dari penjajahan Inggris dan Italia.

"Argumen serupa juga jadi dasar Indonesia menolak tuntutan kelompok separatis di dalam negeri," tukasnya.

"Hak menentukan nasib sendiri sudah final digunakan saat proklamasi dan pengakuan kedaulatan oleh PBB."

Lalu, siapa yang justru berhak atas hak itu sekarang?

"Justru rakyat Palestina," tambahnya.

"Seperti yang dibenarkan Resolusi Sidang Umum PBB 16 Desember 2025, yang didukung 164 negara. Sayangnya, sampai hari ini mereka masih terjajah. Hak untuk mendirikan negara merdeka dengan ibu kota di Yerusalem Timur masih jauh dari kenyataan."

Pada akhirnya, Hidayat berpendapat bahwa pengakuan Israel atas Somaliland justru akan mengokohkan cengkeramannya di Gaza. Langkah ini membuat resolusi PBB tentang Palestina, termasuk hak menentukan nasib sendiri mereka, semakin mustahil diwujudkan. Jalan menuju Palestina yang benar-benar merdeka dan berdaulat, makin tertutup. []


Halaman:

Komentar