Banjir, banjir bandang, dan tanah longsor yang menerjang Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat beberapa waktu lalu memang menyisakan duka. Bagi banyak orang, bencana hidrometeorologi itu bukan cuma merusak rumah, tapi juga mengancam masa depan. Nah, di tengah situasi sulit ini, Universitas Terbuka (UT) memutuskan untuk turun tangan. Mereka tak cuma bagi-bagi sembako lewat program UT Peduli, tapi juga memikirkan cara agar mahasiswanya yang terdampak bisa tetap kuliah.
Bayangkan saja, setelah kehilangan harta benda, masih harus memikirkan biaya semester? UT paham betul beban itu. Makanya, mereka ambil langkah nyata.
Menurut kebijakan yang ditetapkan Rektor UT, Prof. Dr. Ali Muktiyanto, mahasiswa yang kena musibah bakal dibebaskan dari uang kuliah tunggal atau UKT. Kebijakan ini berlaku untuk Semester Ganjil 2025/2026. Bantuannya disesuaikan dengan tingkat keparahan, ada yang satu semester, ada juga yang dua.
"Ini bentuk keprihatinan kami. Juga tanggung jawab sebagai institusi pendidikan," begitu kira-kira penegasan dari pimpinan UT.
Alhasil, tak kurang dari 2.020 mahasiswa bisa bernapas lega. Beban finansial keluarga mereka sedikit terangkat, dan yang paling penting, risiko putus studi bisa dicegah. Di saat ekonomi serba terbatas pascabencana, langkah seperti ini jelas sangat berarti.
Artikel Terkait
Mimpi Fajar di Gaza: Laut Menelan Daratan yang Mengambang
Seroja Dipensiunkan, Namanya Takkan Lagi Dikenang Badai
SPKR Sorong KPK Usut Jampidsus, Diduga Gelapkan Aset Jiwasraya Rp377 Miliar
Natal dengan Seribu Rasa: Kisah Hangat, Kerja, hingga Duka dari Teman kumparan