Dan komposisi pengurusnya pun beragam. Ada yang dari partai politik, birokrat, ulama, sampai pengusaha dan pemikir. Semua diajak.
Di sisi lain, Amran tak mau memutus kontinuitas. Program lama seperti Desa Madani dan pelatihan dai-daiyah akan dilanjutkan. Fokusnya pada kesejahteraan para dai dan pembinaan spiritual di tingkat akar rumput.
Jaringan Parmusi yang hingga ke desa, kata Amran, punya fungsi strategis lain: merekam implementasi kebijakan pemerintah di lapangan. Sebagai semacam 'sensor' untuk memastikan program presiden benar-benar jalan, tidak mandek di birokrasi.
Satu hal yang ditekankan Amran: meski berbasis Islam, Parmusi hadir untuk semua rakyat Indonesia. Tanpa pandang agama, suku, atau daerah.
Di akhir wawancara, ia mengingatkan pentingnya stabilitas. Masyarakat diajak untuk tak gampang terprovokasi hoaks yang merusak.
Kepemimpinan Ali Amran di Parmusi akan berjalan untuk periode 2025-2030. Ia menggantikan kepemimpinan almarhum Usama Hisyam, yang sempat diteruskan sementara oleh Prof. Bachtiar Effendy. Perjalanan panjang menanti.
Artikel Terkait
PKS Masih Timbang-timbang, Koalisi Sudah Sepakat Soal Pilkada Lewat DPRD
SIM Palsu Sopir Bus Krapyak Diungkap, 16 Nyawa Melayang
Sholawat Menggema di Tengah Perayaan Natal, Raiana Bakytovna Bikin Terpukau
Pilkada oleh DPRD? Pembahasan RUU Baru Diperkirakan Mulai Awal 2026