Jenazah almarhum kemudian akan diberangkatkan ke Girisonta pada 30 Desember malam. Prosesi pemakaman sendiri baru akan dilaksanakan keesokan harinya, tanggal 31 Desember 2025.
Mengenang Sang Budayawan
Romo Mudji bukan sekadar rohaniawan. Ia adalah sosok multidimensi: seorang penyair, pelukis, dan pemikir budaya yang lahir di Surakarta pada 12 Agustus 1954. Sepanjang hayatnya, ia aktif menelurkan karya.
Beberapa bukunya, seperti Sunyi Yang Berbisik dan Oase (keduanya terbit 2020), Rekah Puisi (2019), serta Tu(l)ah Kata (2018), menjadi saksi ketajaman pikirannya. Ia juga tak jarang memamerkan lukisan-lukisannya, baik secara tunggal maupun bersama seniman lain, menunjukkan sisi lain dari spiritualitas yang diyakininya.
Kini, ia telah pergi. Namun warisan pemikiran dan karyanya tetap tinggal, menjadi oase bagi banyak orang yang merindukan dialog antara iman, seni, dan kehidupan.
Artikel Terkait
Banjir Hantam Lapas Aceh, 428 Napi Terpaksa Dilepas Demi Nyawa
Tiga Klaster Huntap Sumatera Mulai Terbangun, Ada Skema Gotong Royong
Slank Kembali Menyentil dengan Republik Fufufafa di Ulang Tahun ke-42
Bupati dan Kapolres Sintang Ajak Masyarakat Ganti Pesta dengan Berbagi