Ramallah Laporan terbaru dari Komisi Urusan Tahanan Palestina dan Klub Tahanan Palestina membongkar situasi mengerikan di balik tembok penjara-penjara Israel. Intinya, ribuan tahanan Palestina tak terkecuali perempuan dan anak-anak menghadapi penindasan sistematis yang kian menjadi-jadi. Rasanya, eskalasi kali ini benar-benar di luar batas.
Nah, dari puluhan kunjungan hukum yang dilakukan sepanjang Desember 2025, tim advokasi menemukan pola yang mengkhawatirkan. Penyiksaan seakan sudah jadi alat utama. Tujuannya jelas: mematahkan semangat dan menghancurkan harga diri para tahanan sampai ke akarnya.
Di Penjara Damon, Teror Gas Air Mata dan Anjing
Ambil contoh Penjara Damon. Sekitar 50 tahanan perempuan ada di sana, dan kondisinya sungguh mencekam. Coba bayangkan, pada 5 Desember lalu, unit pengendali huru-hara tiba-tiba menyerbu sel-sel mereka. Gas air mata disemprotkan sembarangan. Para wanita itu dipaksa telungkup di lantai, sementara pukulan dan makian menghujani mereka.
Namun begitu, itu belum seberapa. Subuh tanggal 14 Desember malah lebih tragis. Pasukan Israel menggerebek ruangan, memborgol tangan para tahanan di belakang punggung, menutup mata mereka, lalu menyeret mereka ke halaman penjara. Saat itu, udara musim dingin sangat ekstrem, membekukan.
“Mereka dipaksa berlutut, kepala tertunduk. Semua itu di bawah ancaman senjata dan kawalan anjing polisi. Yang menyakitkan, petugas justru sibuk merekam penderitaan itu,” begitu bunyi laporan tersebut.
Musim Dingin dan Penyiksaan Lewat Kebutuhan Dasar
Memasuki puncak musim dingin, penderitaan mereka makin menjadi. Ini bukan cuma soal cuaca. Ada kebijakan ‘penyiksaan lingkungan’ yang terasa kejam: pakaian hangat dan selimut nyaris tak ada, ditambah lagi dengan jatah makan yang sengaja dikurangi.
Artikel Terkait
Kereta Angkatan Laut Meksiko Anjlok di Oaxaca, 15 Penumpang Terluka
Sejarawan Avi Shlaim Bongkar Proyek Genosida Israel di Gaza Lewat Buku Kontroversial
Prestasi atau Pundi-pundi? Kisah Kelas Unggulan yang Gagal Hafal Perkalian
Jokowi Terjepit, Ijazah Palsu Ancam Skak Mat Karier Politiknya