Di sisi lain, tekanan tak hanya datang dari kepolisian. Kampus tempat AS mengabdi, Universitas Islam Makassar (UIM), juga tak tinggal diam.
Sekretaris UIM, Muammar, mengonfirmasi identitas pelaku. “Dia dosen Fakultas Pertanian, berstatus ASN yang diperbantukan,” jelasnya.
Muammar menegaskan, pihak kampus pasti akan mengambil tindakan tegas. “Perilaku tersebut jelas tidak pantas dan tidak manusiawi. Pasti akan disidangkan secara internal,” katanya.
Ia mengakui aksi dosennya itu berpotensi besar mencoreng reputasi institusi. “Sanksi akan diberikan sesuai aturan yang berlaku,” tegas Muammar.
Menariknya, pelaku sempat meminta maaf langsung di tempat kejadian. Namun, permintaan maaf spontan itu rupanya tak cukup bagi korban. Ningsih memilih melanjutkan laporannya ke polisi. Kini, publik hanya menunggu: kapan sang dosen memenuhi panggilan polisi dan mempertanggungjawabkan sikapnya yang jauh dari citra seorang pendidik.
Artikel Terkait
Pertemuan Santai Trump dan Zelensky di Mar-a-Lago, di Balik Dinamika yang Rumit
Gelar atau Pengalaman? Generasi Muda Kini Lebih Memilih Langsung Bekerja
Trump Telepon Putin Sebelum Bertemu Zelensky di Mar-a-Lago
Monas Berkisah: Tarian Cahaya dan Air Mancur Warna-Warni Hangatkan Malam Jakarta