Yuda (34), warga lain, punya pendapat serupa. Baginya, kondisi ini membahayakan dua pihak sekaligus.
Kabel yang terus ditambah, posisinya makin turun saja. Yang bikin resah, sampai sekarang belum ada tindakan nyata dari pihak berwenang. “Belum pernah ada yang berbicara ke kita-kita orang gitu,” keluh Yuda.
Basuki menambahkan cerita tentang solusi seadanya saat kabel putus. “Kayak kemarin saja ditali-taliin tuh pakai rafia,” ujarnya.
Lebih Dari Sekadar Masalah Estetika
Di balik tampilannya yang berantakan, ancaman sesungguhnya adalah keselamatan. Terutama saat musim hujan dan petir.
Yuda menimpali, “Orang-orang jalan kan kita nggak pernah tahu kan. Ada yang kebuka takutnya ada arus kan. Membahayakan sih harus ada solusi harusnya.”
Harapan warga sebenarnya sederhana: penataan menyeluruh. Bukan tambal sulam atau sekadar mengikat pakai rafia.
Basuki menutup percakapan dengan kekhawatiran yang paling mendasar, mengingat kejadian putusnya kabel.
Di trotoar Jalan Dr. Saharjo, ancamannya nyata dan menggantung. Literal.
Artikel Terkait
Balap Liar Dini Hari di Kalimalang Berujung Maut
Kodim Mimika Genap 29 Tahun, Syukuran Sederhana Penuh Makna
Panggung Utama Tahun Baru 2026 Mulai Dibangun di Bundaran HI
Rajab, Momentum Membentuk Karakter Ibadah Sejak Dini