“BMKG mengkategorikan kalau curah hujan itu intensitasnya di atas 150 milimeter dalam satu malam, satu hari 24 jam, maka ini termasuk kategori intensitas hujan ekstrem. Nah inilah yang kemudian mengakibatkan hampir 52 kabupaten/kota terdampak di 3 provinsi,” papar Abdul.
Efeknya tidak berhenti di Aceh. Wilayah tetangga juga merasakan hal serupa.
“Tidak hanya di Aceh, ini juga di Sumatera Utara. Beberapa daerah, baik itu di pesisir Barat, maupun Timur mengalami intensitas hujan yang sangat tinggi,” ucapnya.
“Sumatera Barat juga demikian. Ada beberapa daerah, khususnya di pesisir Barat yang juga mengalami beberapa kali kondisi curah hujan ekstrem,” lanjut Abdul.
Akibatnya tragis. Hingga Jumat lalu, korban jiwa dari bencana banjir dan longsor ini telah mencapai 1.137 orang. Pencarian masih berlangsung untuk 163 orang yang dinyatakan hilang, dilakukan oleh tim Basarnas. Sementara itu, ratusan ribu orang terpaksa mengungsi. Tercatat ada 457.255 jiwa yang harus meninggalkan rumah mereka di ketiga provinsi tersebut, menunggu air surut dan keadaan benar-benar aman.
Artikel Terkait
Tragedi di Pegunungan Gayo: Dua Penderes Pinus Ditemukan Tewas dengan Luka Senjata Tajam
Natal di Watutumou Berakhir Gelap Gara-gara Listrik Padam Seharian
Mantos Dipadati Pengunjung Usai Perayaan Natal
Kisah Pilu Sembilan WNI: Kabur dari Kandang Scammer di Kamboja