jelasnya. Salah membaca situasi ini, misalnya dengan overreaction, justru bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk memanas-manasi keadaan.
Belum lagi posisi Aceh yang strategis secara geopolitik. Terletak di pintu Selat Malaka, setiap gejolak di sana akan menarik mata internasional, terutama menyangkut isu HAM.
ujar Amir. Pendekatan humanis, menurutnya, akan menguntungkan citra Indonesia di panggung global.
Lantas, apa peran ideal TNI dalam situasi seperti ini? Amir Hamzah menekankan, TNI punya peran strategis sebagai perekat bangsa. Di Aceh, peran itu jadi lebih kompleks.
katanya. Ia menyarankan pendekatan teritorial yang persuasif, melibatkan tokoh adat dan ulama, agar masalah tak perlu berujung eskalasi.
Di akhir analisisnya, Amir mengingatkan satu hal penting. Perdamaian di Aceh adalah hasil perjuangan panjang yang harganya mahal. Kesalahan membaca situasi bisa berakibat fatal.
pungkasnya. Insiden di Simpang Kandang ini, baginya, harus jadi momentum evaluasi. Agar Aceh tetap fokus pada pemulihan bencana dan membangun kesejahteraan, bukan kembali ke masa-masa kelam.
Artikel Terkait
Polri Bor 300 Sumur Darurat untuk Korban Bencana di Sumatera
Cinta Segitiga Berujung Maut, Oknum Polisi Cekik Mahasiswi di Mobil
Tim SAR Aceh Berjuang di Tengah Dilema Penutupan Operasi Pencarian
Tusuk-Tusuk Cantik: Ide Camilan Pesta Tahun Baru 2026 yang Bikin Tamu Terpana