Sisi 'Gelap' MBG: Ketika Harga Pokok Melambung Tak Wajar
Anak-anak mungkin senang bisa makan di sekolah. Tapi di rumah, orang tua pusing tujuh keliling. Lihat saja harga-harga kebutuhan pokok sekarang naik terus, lalu 'stabil'. Stabil di angka tinggi, gak mau turun lagi.
Keluhan sudah di mana-mana. Yang tidak mengeluh? Mungkin mereka yang punya akses ke Dapur MBG atau jadi penyuplainya. Cuan mengalir deras, sementara yang lain terengah-engah.
Suara dari masyarakat pun mulai bermunculan, menggambarkan situasi yang cukup pelik.
Mila Hardiyanti:
Yang masih dukung program ini, please deh. UHT full cream aja tadinya Rp 114.500, sekarang melonjak jadi Rp 145.000 di marketplace. Di toko offline? Kosong melompong. Harus apa lagi yang dikorbankan? Semua sembako naik, susu naik.
Nur Aniyah:
Saya jualan Ultra sejak 2019. Sejak program MBG ini jalan, stok di distributor resmi Ultrajaya area Bandung Timur kacau balau. Sering kosong, terutama rasa full cream. Kayaknya ada beberapa SPPG yang punya deal khusus sama distributor. Jadinya, barang dari pabrik ke distributor langsung disedot semua ke dapur-dapur MBG yang sudah kerja sama.
Awalnya sih cuma ukuran 125 ml full cream yang langka. Sekarang? Semua ukuran full cream susah didapat. Bilangnya kosong, padahal ya udah ketarik semua sama dapur MBG. Toko-toko biasa ya kecipratan debu. Udah hampir 10 hari ini, rasa-rasa lain seperti Mimi vanilla atau stroberi 125 ml juga ikut-ikutan langka.
Harusnya kan disebar rata dulu ke toko mitra lama distributor. Ini malah dipotong di sumbernya. Alhasil, muncul celah: orang-orang yang punya stok dari mana entah, jual dengan harga semau mereka. Hiks, sedih banget.
AQiilah Assyifa:
Artikel Terkait
Balig: Titik Awal Tanggung Jawab Syariat dalam Kehidupan Muslim
Atalia Praratya Berdoa di Tahun Baru, Sementara Isu Ridwan Kamil-Aura Kasih Masih Membara
Gugatan Cerai Melonjak: Perempuan Indonesia Kini Lebih Berani?
Natal dalam Bayang Duka dan Harapan: Dari Aceh hingga Bethlehem