Ayam, telur, pada naik semua.
Utie Ummu Ibadurrohman:
Efeknya kerasa banget. Saya sebagai penjual ayam, harganya kayak roller coaster lebih gila daripada harga bulan Ramadan! Ayam perkilo tembus Rp 42.000. Gilaaa, nggak masuk akal.
Nyari ayam size 800-900 gram atau 900-1000 gram susah minta ampun. Biasanya yang langka size kecil, sekarang malah kebalik. Katanya sih ada kaitannya sama MBG. Tapi saya nggak pernah lihat MBG pake ayam murni, pasti olahan kan? Hahaha. Harga sayuran juga, aduh, mahal banget sekarang. Nangis deh.
Di sisi lain, pedagang kecil di sekitar sekolah juga ikut merasakan dampaknya.
Nining Nuraida:
Telur, daging ayam, harganya naik melulu. Kang dagang di sekolahan pada ngeluh juga. Ekonomi makin morat-marit aja. Dahlah, mbuh.
Firma:
Yang masih dukung program ini ya mereka yang lagi nikmatin proyek dan bisnis lahan basah ini, Bund. Berasa percuma koar-koar minta MBG di-stop. Cerita sana-sini tentang ayam dan telur yang naik selama 4 bulan terakhir ini, malah dinyinyirin sama relawan MBG. Dibilangnya karena inflasi. Preeettt, lah!
Padahal, dampak buruknya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Program satu Indonesia? Yang nerima manfaat belum semua sekolah. Sementara yang anaknya belum usia sekolah, atau yang anaknya udah tamat, ikut ngerasain dampaknya: beli kebutuhan pokok jadi jauh lebih mahal.
Artikel Terkait
Habib Rizieq Sindir Pembisik Istana, Desak Prabowo Tetapkan Bencana Nasional
Burhanuddin Guncang Peta Kejaksaan, 68 Pejabat Kena Mutasi
Pemilik DA Club 41 Bantah Pelanggaran, Sebut Penyegelan Sepihak dan Intimidasi
Jokowi dan Ijazah yang Tak Kunjung Usai: Pemaafan atau Pengalihan?