"Ada pengacara dari pihak Pak Eggi Sudjana yang mengatakan bahwa beliau memegang ijazah... saya pastikan bahwa apa yang disampaikan itu adalah keterangan yang menyesatkan publik," tegas Gafur.
Ia juga membantah klaim soal emboss dan watermark. "Saya pastikan keterangan tersebut keterangan yang tidak sesuai fakta," pungkasnya. Intinya, menurut dia, pernyataan Elida hanya menimbulkan kebingungan publik.
Di tengah silang pendapat yang kian panas, tiba-tiba ada pembelaan dari kalangan pensiunan polisi. Irjen Pol (Purn) Ricky Sitohang angkat bicara.
Ricky justru memandang pernyataan Elida sebagai sesuatu yang spontan dan jujur, murni keluar dari nurani. Ia menceritakan reaksi Elida setelah menyaksikan dokumen tersebut.
"Setelah (ijazah Jokowi) ditunjukkan... ternyata setelah diraba oleh... Ibu Elida Netti, dia merasa terharu, 'memang betul tuh asli'," kata Ricky Sitohang di kanal YouTube Rasis Infotainment, Rabu (24/12/2025).
Mantan perwira tinggi Polri lulusan Akpol 1983 ini juga menyoroti soal waktu gelar perkara yang berbeda antara satu klaster dan lainnya. Menurutnya, perbedaan jadwal ini bisa memicu kesalahpahaman.
"Ternyata tidak bergayung sambut sehingga timbul kontradiktif," ujarnya.
Ricky mempertanyakan tuduhan penyesatan. "Penyesatan yang mana? Kan sudah ditunjukkan... Ini kan semuanya kan live service, klise. Faktanya tidak seperti itu," tuturnya. Baginya, reaksi Elida justru menunjukkan kemurnian, bukan niat untuk menyesatkan.
Polemik kecil ini, meski terkesan teknis, ternyata menyimpan narasi yang lebih dalam. Soal klaim, ingatan, dan persepsi yang bisa berbeda di ruang sidang yang sama. Dan semuanya berpusat pada selembar kertas tua yang telah menjadi perdebatan nasional.
Artikel Terkait
Jokowi dan Ijazah yang Tak Kunjung Usai: Pemaafan atau Pengalihan?
Nasib Ratusan Jemaah Umrah Terkatung di Bandara Jeddah Akibat Gangguan Teknis Pesawat
Jakarta Bernapas Lega: Kemacetan Sirna di Momen Natal 2025
Federalisme: Solusi atau Ilusi untuk Labirin Kekuasaan Indonesia?