Di tengah kemeriahan perayaan Natal, suara lantang Kardinal Ignatius Suharyo justru mengingatkan kita pada luka yang masih menganga. Dalam Misa Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Kamis kemarin, ia dengan tegas menyoroti tiga hal yang dianggapnya menggerogoti martabat manusia: ketidakadilan, korupsi, dan pemujaan terhadap uang.
“Korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan penuh harapan,” ujarnya, mengutip mendiang Paus Fransiskus.
Suaranya tegas di hadapan umat yang hadir. “Keserakahan yang lalim itu menghancurkan harapan-harapan kaum lemah. Menginjak-injak orang yang paling miskin di antara kaum miskin. Ini adalah skandal publik yang berat.”
Homilinya tak berhenti di situ. Menurutnya, dunia saat ini dipenuhi oleh luka. Luka dari orang-orang yang tak punya suara. Teriakan mereka, kata Kardinal, seringkali dibungkam dan tenggelam oleh sikap acuh tak acuh dari mereka yang berkuasa. Situasinya mirip sekali dengan ketidakadilan yang terjadi di mana-mana.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahaya lain yang lebih halus namun merasuk: pemujaan uang. Ia kembali merujuk pada ajaran Paus Fransiskus yang menolak keras anggapan bahwa uang adalah sumber kebahagiaan dan kebaikan hidup.
Artikel Terkait
Kesombongan Moral: Ketika Lupa Asal-Usul Menjadi Akar Kehancuran
Pedagang Emas Tertembak Usai Kejar Penjual Liontin Palsu di Sukajadi
Gus Ipul Pastikan BLT dan Bantuan Rp8 Juta untuk Korban Bencana Sumatera
Natal di Thekelan, Tetangga Lintas Agama Saling Sambangi