Di sisi lain, nasib lulusan jadi perhatian utama. Keberhasilan Sekolah Rakyat, bagi Agus Jabo, bukan cuma dilihat dari nilai ujian. Tapi dari apa yang terjadi setelah mereka keluar. “Apabila siswa-siswanya diterima di perguruan tinggi yang hebat, baik di dalam maupun di luar negeri, bisa bekerja bagi yang mau bekerja, itu indikatornya,” jelasnya. Intinya, program ini harus jadi jembatan untuk memutus rantai kemiskinan, bukan sekadar tempat duduk-duduk belajar.
Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, kualitasnya harus benar-benar diutamakan. Meski diperuntukkan bagi anak dari keluarga kurang mampu, proses belajarnya harus istimewa. Penguatan akademik, karakter, plus keterampilan vokasi yang sesuai kebutuhan industri.
Agus Jabo berharap evaluasi ini jadi pijakan untuk keputusan yang lebih tepat. Fokusnya satu: memutus transmisi kemiskinan lewat pendidikan berkualitas. Ia juga mengapresiasi kerja keras Gugus Tugas selama ini. “Evaluasi ini akan jadi kompas penguatan tata kelola untuk tahun depan,” ucapnya.
“Kesuksesan Sekolah Rakyat adalah lulusannya bisa menggraduasi dirinya, menggraduasi keluarganya. Supaya tujuan presiden memutus transmisi kemiskinan lewat jalur pendidikan ini, betul-betul bisa terwujud.”
Saat ini, Sekolah Rakyat sudah ada di 166 titik, menampung sekitar 15.820 siswa. Mereka didukung oleh lebih dari 10.500 guru dan ribuan tenaga kependidikan. Angka yang tidak kecil.
Dalam acara itu, Agus Jabo juga menyempatkan memberi penghargaan. Kepala Sekolah Terbaik jatuh kepada Zulhafni Marizah (SRMA 30 Padangsidimpuan), Candra Lestianta (SRMA 34 Lebak), dan Asis Prasetyo (SRMA 32 Lampung Selatan). Untuk kategori PPK Terbaik, diraih Bambang Giantara, Fitmansyah, dan Jasmanto. Sementara gelar Koordinator Wilayah Terbaik diberikan kepada Fajar Wahyu Hermawan, Dardo Pratistyo, dan Serimika Br. Karo.
Pertemuan yang digelar secara hybrid itu juga dihadiri sejumlah pejabat tinggi Kementerian Sosial, termasuk Staf Khusus Menteri dan Plt. Inspektur Jenderal yang juga Ketua Gugus Tugas, Dody Sukmono. Semua hadir dengan satu perhatian yang sama: memastikan Sekolah Rakyat benar-benar memberi jalan terang.
Artikel Terkait
Di Balik Data dan Digitalisasi: Upaya Menyelaraskan Penyaluran Bansos dengan Realita Warga
Prabowo Soroti Perjuangan Sunyi Satgas Hutan yang Selamatkan Rp 6,6 Triliun
Bahu Jalan Bukan Tempat Istirahat, Peringatan Keras Jelang Puncak Arus Nataru
Rp 6,6 Triliun Menggunung di Kejagung, Hasil Tebusan Lahan Sawit Ilegal