Di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/12) lalu, Menteri Agama Nasaruddin Umar berbicara blak-blakan. Dalam Dialog Media Refleksi Kerja Kemenag 2025 itu, ia menegaskan komitmennya untuk mengencangkan ikat pinggang anggaran. Efisiensi, menurutnya, bukan sekadar wacana. Ia menerapkannya secara ketat, bahkan dengan langkah yang bagi sebagian orang terasa keras: melarang pejabatnya jalan-jalan ke luar negeri pakai uang APBN.
"Dan pada saat yang bersamaan juga saya mohon maaf kepada teman-teman para pejabat, efisiensi itu betul-betul kami efektifkan," ujar Nasaruddin.
Sejak pertama kali menduduki kursi menteri, klaimnya, belum satu pun izin yang ia keluarkan untuk perjalanan dinas ke luar negeri dengan biaya negara. Permintaan dari rektor atau pegawai, ia tolak mentah-mentah. Kecuali, ya, kalau mau pakai hak cuti dan biaya sendiri.
"Seingat saya, belum pernah saya mengizinkan satu orang pun pejabat kami keluar negeri kalau menggunakan APBN. Rektor pada minta macam-macam, no. Pegawai kita juga ya tidak bisa," tegasnya.
Nah, urusan pribadi? Itu jelas wilayah terlarang. Misalnya, ada yang mau menghadiri wisuda anak di luar negeri. Silakan saja, kata Nasaruddin. Tapi jangan harap menyentuh anggaran negara untuk hal semacam itu.
"Ada yang mau wisuda anaknya di luar negeri, monggo silakan, tapi jangan pernah menyentuh APBN," imbuhnya.
Artikel Terkait
KH Maruf Amin Mundur Ganda: Tinggalkan Kursi Dewan Syuro PKB Usai Lepas Jabatan di MUI
PHK 2025 Tembus 79 Ribu, Menteri Purbaya Soroti Warisan Ekonomi yang Tak Bagus
Serah Terima Jabatan Menpora Malaysia Berlangsung di Tengah Kemeriahan SEA Games Bangkok
BPSDM Kalbar Siapkan Kawah Candradimuka Digital untuk ASN