Motif di balik semua ini masih jadi teka-teki bagi polisi. Meski begitu, mereka sudah mengesampingkan dugaan terorisme. Yang jelas, polisi yakin Chang bertindak sendirian dan punya niat membunuh secara acak.
Latar belakang pria ini cukup rumit. Dia pernah berdinas di militer, tapi harus keluar karena tertangkap basah mengemudi dalam keadaan mabuk. Belakangan, dia malah dicari polisi karena mangkir dari latihan militer cadangan. Kehidupannya pun tergantung sepenuhnya pada dukungan finansial orang tuanya. Saat ditanya apakah uang dari mereka dipakai beli senjata atau apakah akan memberi kompensasi pada korban, kedua orang tua itu hanya diam.
Rupanya, rencana ini sudah disiapkan. Chang menyewa apartemen di distrik dekat stasiun utama metro Taipei sejak Januari lalu. Dia bahkan disebut sudah melakukan pengintaian sebelumnya di area tersebut.
Barang bukti semakin memperkuat. Di tablet miliknya, penyelidik menemukan riwayat pencarian tentang "pembunuhan acak". Termasuk di dalamnya, materi terkait peristiwa penusukan di stasiun metro Taipei pada 2014 yang menewaskan empat orang. Sepertinya, dia mencari inspirasi dari tragedi lama.
Artikel Terkait
Ponsel Misterius dan Percakapan yang Hilang dalam OTT KPK di Bekasi
Ibadah Tetap Jalan, Meski Jalanan Masih Tergenang
Bencana Alam Ancam Pelunasan Biaya Haji 20 Ribu Calon Jamaah di Sumatera
28 Hari Berlalu, Lumpur Masih Mengurung Sisa Hidup Keluarga di Pidie Jaya