Desainnya pun sengaja tidak ditutup rapat. Tujuannya sederhana: agar tidak langsung pecah saat menghantam tanah. "Tali-talinya juga harus kita periksa, harus lurus dan mengipas dengan sempurna saat dijatuhkan," tambahnya.
Di sisi lain, proses pengiriman bantuan ini ternyata melalui filter yang ketat. Supriyanto menyebut ada empat tahap pemeriksaan, mulai dari pemuatan, pengangkutan ke pesawat, saat hendak dijatuhkan, sampai setelah mendarat di tanah.
Pada setiap tahap itu, dipastikan tidak ada kotak yang kosong.
"Kalau ada yang kosong, ya nggak akan naik ke pesawat. Di pesawat ada awak yang memeriksa. Lalu, rekan-rekan di bawah juga mengawasi hasil dropping, apakah aman atau tidak," tegasnya.
"Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada kendala. Semua terisi. Tidak ada juga yang menyampaikan ke kami bahwa bantuannya kosong," pungkas Letkol tersebut menegaskan.
Jadi, narasi tentang bantuan kosong itu tampaknya terjawab sudah. Bukan soal isinya yang nihil, melainkan lebih pada cara kerja teknis operasi udara yang mungkin tak terlihat oleh awam.
Artikel Terkait
Kalung Kenangan Yayang Direnggut Paksa di Gang Batas Pandang
BMKG Ungkap Batasan Prediksi Siklon Tropis, Siapkan Sistem Peringatan Dini Berbasis Dampak
Kapolri Pimpin Apel Banser di Cirebon, Siapkan Pengamanan Natal dan Tahun Baru
Sidang Korupsi Chromebook Nadiem Ditunda Lagi, Kesehatan Jadi Alasan