Di sisi lain, BRIN sendiri punya target ambisius. Mereka menantikan lahirnya berbagai inovasi dari kegiatan riset internal. Sampai saat ini, sudah terkumpul 120 paparan tentang potensi inovasi yang bakal dihasilkan.
“Oh iya, tadi 120 presentasi ke saya, inovasi apa yang akan muncul. Karena saya butuh informasi kalau orang nanya 2026 dana gede kemudian BRIN mau ngapain aja gitu, saya harus tahu apa yang dihasilkan,” tutur Arif.
“Ini dana besar hasilnya gimana. Nah, saya sudah bisa memprediksi minimal 120 inovasi itu akan bisa, minimal ya,” tambahnya.
Angka 120 itu, menurut dia, masih murni dari internal BRIN. Belum termasuk kontribusi dari kampus-kampus. Ke depan, rencananya perguruan tinggi dengan kapasitas riset unggul akan dilibatkan melalui skema pendanaan khusus. Dananya disebut-sebut cukup besar.
“Itu belum dari kampus nih, ini baru saya dari BRIN saja. Dari kampus kita undang lagi nih top-down yang bagus-bagus. Kampus yang memiliki riset yang bagus-bagus akan kita berikan dana yang cukup besar untuk itu. Jadi, ini sekaligus membantu teman-teman kampus juga, ya,” jelas Arif.
“Jadi, karena BRIN tidak hanya ngurusin riset BRIN saja kan, yang kita bangun adalah ekosistem, ya. Bagaimana membangun ekosistem riset yang kuat,” tandasnya.
Jadi, ada dua hal yang digarap: membuka akses seluas-luasnya untuk mahasiswa dan mendorong terciptanya inovasi. Semuanya bermuara pada satu kata: ekosistem. Itulah yang ingin diperkuat.
Artikel Terkait
KPK Geledah Rumah Dinas Bupati, Sita Rp400 Juta Terkait Kasus Gubernur Riau
Mantan Kapolda DIY Kenang Ustaz Jazir, Perintis Kemakmuran Masjid Jogokariyan
Drama Donasi Digital: Ketika Empati Diperdagangkan di Layar Ponsel
Bantuan BCA Tiba di Pengungsian Aceh Tamiang, Dukung Pemulihan Pasca-Banjir