Terungkap! Ini Alasan Penjaga Kos Terekam Tiga Kali Mondar-Mandir Sebelum ADP Ditemukan Tewas

- Senin, 14 Juli 2025 | 00:45 WIB
Terungkap! Ini Alasan Penjaga Kos Terekam Tiga Kali Mondar-Mandir Sebelum ADP Ditemukan Tewas




MURIANETWORK.COM - Rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan (ADP) sempat menimbulkan pertanyaan publik. 


Namun, polisi akhirnya mengungkap motif di balik gerak-gerik penjaga kos tersebut.


Menurut penjelasan resmi Polda Metro Jaya, aksi mondar-mandir penjaga kos itu merupakan respons atas tiga panggilan telepon dari istri ADP yang merasa khawatir karena suaminya tak bisa dihubungi sejak Senin malam.


"Istri korban menelepon penjaga kos pada 8 Juli pukul 05.27 WIB, meminta untuk kembali mengecek kamar suaminya karena HP-nya mati," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Minggu (13/7/2025).


Panggilan dari istri ADP tercatat dilakukan dalam tiga tahap. 


Pertama, pada Senin (7/7/2025) pukul 22.40 WIB, namun ke nomor lama yang ternyata sudah tidak aktif.


Panggilan kedua dilakukan dini hari, Rabu (8/7/2025) pukul 00.48 WIB, ke nomor baru penjaga kos yang aktif. 


Terakhir, sekitar pukul 05.27 WIB, ia kembali meminta penjaga untuk memeriksa kondisi suaminya.


Ade Ary menjelaskan, rekaman CCTV pada pukul 00.27 WIB yang memperlihatkan penjaga mondar-mandir tanpa baju, mengenakan sarung, dan berbicara lewat speaker ponsel, merupakan tindak lanjut atas panggilan istri korban.


Ia tampak berhenti di depan kamar ADP, berbicara cukup lama sambil menoleh ke arah pintu kamar.


Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali terekam mengenakan kemeja putih dan celana pendek, kali ini membawa sapu. 


Ia sempat mengintip ke arah jendela kamar korban sebelum berbalik arah.


Komunikasi terakhir antara ADP dan sang istri terjadi Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB. 


Saat istri mencoba kembali menghubungi keesokan harinya pukul 05.00 WIB, ponsel ADP sudah tak bisa diakses. 


Karena panik, ia menghubungi penjaga kos untuk memeriksa langsung ke kamar.


Arya Daru Pangayunan kemudian ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan di dalam kamar, Selasa pagi (8/7/2025), dengan kepala dililit lakban.


👇👇



Bolak Balik Diperiksa, Satpam Siswanto Stres dan Ketakutan Usai Kematian Arya Daru


Kematian misterius diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, di sebuah kamar kos Jakarta Selatan, terus menyisakan tanda tanya.


Salah satu yang ikut terseret dalam pusaran penyelidikan adalah Siswanto, satpam penjaga kos yang saban hari berjaga tak jauh dari kamar korban.


Setiap hari, Siswanto menghabiskan waktunya di pos jaga yang hanya terpaut sekitar 15 meter dari kamar tempat jenazah Arya ditemukan.


Namun, keberadaannya di lokasi justru membuatnya jadi salah satu saksi yang paling sering dipanggil polisi.


“Dia sering dipanggil, sampai stres. Katanya, 'Saya enggak ngerti apa-apa, kok ditanyain terus,’” ujar Andi, penjaga kios rokok elektronik tepat di seberang indekos Arya, saat ditemui wartawan, Sabtu (12/7/2025).


Andi mengenali Siswanto sebagai pria yang kerap mondar-mandir malam hari di sekitar kamar Arya. 


Kadang terlihat tanpa kacamata, berbaju lusuh, dan berjalan dengan langkah gugup. 


“Itu dia, penjaga malam di sini. Sering kelihatan lewat-lewat,” tambahnya.


Yang membuat situasi makin ganjil, menurut Andi, siapa pun bisa masuk ke lingkungan kos itu tanpa harus melapor ke pos satpam. Tak ada sistem keamanan yang ketat, dan pagar kerap dibiarkan terbuka.


Sabtu pagi, Siswanto kembali terlihat di pos jaga. 


Tak lama berselang, sejumlah orang datang menggunakan mobil dan membawanya pergi. Andi tak bisa memastikan apakah mereka dari kepolisian atau bukan.


Namun, yang jelas, ekspresi Siswanto tampak cemas dan gugup. 


“Mukanya kayak ketakutan,” katanya pelan.


Sementara itu, satpam lain bernama Endika Rahmat mengungkapkan, ia bertugas shift pagi saat jenazah Arya ditemukan, Selasa (8/7/2025).


Sehari sebelumnya, ia juga berjaga dari pukul 08.00 hingga 20.00 WIB, namun mengaku tidak mengetahui kejadian mencurigakan selama jam kerjanya.


Sumber: PikiranRakyat

Komentar