Distribusi bantuan untuk korban bencana di Aceh masih terkendala medan. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengakui bahwa akses logistik lewat darat menuju Aceh Tengah dan Bener Meriah sampai saat ini masih sangat sulit.
“Untuk warga di daerah khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah, akses daratnya masih sulit,” ujar Abdul dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin lalu.
Kondisi itu memaksa tim penanggulangan untuk mengandalkan bantuan udara. Setiap hari, helikopter menjadi penyalur utama logistik ke titik-titik pengungsian, termasuk daerah pegunungan yang terpencil.
“Setiap hari, baik itu pemda, camat, kepala desa, Babinsa, Babinkamtibnas mengirimkan koordinat titik-titik pengungsian yang akan kita dropping melalui heli,” jelasnya.
“Baik yang langsung ke titik-titik di kawasan yang mungkin masih terputus akses daratnya, maupun yang jauh ke arah-arah perbukitan,” imbuh dia.
Rutinitas penerbangan ini berjalan terus. BNPB mencatat setiap sortie, lalu satu atau dua hari berikutnya dilakukan penerjunan ulang untuk mengisi stok yang sudah terdistribusi. Intinya, menjaga agar pasokan makanan warga di pengungsian tak pernah kosong.
“Kita catat di satu titik. Kemudian akan kita dropping lagi satu atau dua hari berikutnya untuk me-refill cadangan makanan yang sudah didistribusikan sebelumnya,” tutur Abdul.
Artikel Terkait
Drama Donasi Digital: Ketika Empati Diperdagangkan di Layar Ponsel
Bantuan BCA Tiba di Pengungsian Aceh Tamiang, Dukung Pemulihan Pasca-Banjir
Pemerintah Siapkan Diskon Massal untuk Antisipasi 60 Juta Pemudik Nataru
Sekretaris Kabinet dan Kepala BMKG Bahas Persiapan Cuaca Libur Akhir Tahun