"Ternyata sebelum sampai Rumah Sakit Putri Bidadari, ibunya sudah melahirkan," tutur Afriza. "Kebetulan saya memang ada di situ. Ibunya mungkin sudah tidak tahan karena sudah kontraksi di jalan, akhirnya ibunya melahirkan di dalam ambulans."
Di dalam kabin ambulans yang bergoyang, di tengah situasi yang serba tak pasti, Dr. Afriza membantu Rajula menjalani proses persalinan. Dan yang lahir bukanlah satu, melainkan dua bayi perempuan kembar.
Kedua bayi mungil itu lahir dengan selamat. Mereka kemudian diberi nama Hana dan Hani. Hana, si kakak, beratnya 2,3 kilogram. Adiknya, Hani, lahir dengan bobot 2,1 kilogram.
Afriza, dengan nada lega, menyimpulkan kisahnya. "Anaknya kembar. Ibunya sehat, anaknya juga sehat."
Sebuah cerita kelahiran di tengah kepungan bencana. Sebuah titik terang, di saat segalanya terasa suram.
Artikel Terkait
Petani Hidroponik Madiun Raup Omzet Ganda Berkat Program Makan Bergizi
Warga NU Serukan Kembali ke Khittah, Tolak Konsesi Tambang
Kepala BRIN Teguk Air Minum Hasil Olahan Banjir di Aceh Tamiang
Kisah Mahasiswa di Luar Negeri: Dari Frustasi Internet hingga Solusi Tak Terduga