Ketika Ikhtiar Sosial Tak Berbuah: Kegagalan yang Bukan Akhir Cerita

- Minggu, 21 Desember 2025 | 19:06 WIB
Ketika Ikhtiar Sosial Tak Berbuah: Kegagalan yang Bukan Akhir Cerita

Rasulullah SAW pernah bersabda, seluruh urusan seorang mukmin pada hakikatnya adalah kebaikan. Sabda ini menegaskan, nilai sebuah ikhtiar tak hanya diukur dari hasil yang terlihat. Ketulusan niat dan kesabaran dalam menjalani proses adalah poin yang jauh lebih penting. Mereka yang gagal di satu tahap, belum tentu kalah. Bisa jadi, mereka sedang ditempa.

Namun begitu, reaksi orang terhadap kegagalan memang berbeda-beda. Ada yang menjadikannya bahan koreksi mendalam. Tapi tak sedikit pula yang memilih untuk mundur, menjauh, bahkan bersikap apatis. Padahal, justru di fase inilah komitmen kita diuji betul-betul: tetap bertahan atau menyerah ketika jalan terasa berat?

Kalau kita tilik sejarah, hampir semua gerakan sosial besar tidak lahir dari proses yang mulus. Gagasan-gagasan penting justru sering bertumbuh dari kegagalan yang berulang. Keberanian untuk terus hadir meski tanpa penghargaan adalah nyawa dari kerja-kerja kemanusiaan.

Oleh karena itu, alih-alih dijadikan alasan untuk menjauh, kegagalan seharusnya menjadi ruang untuk muhasabah. Sudah luruskah niat kita? Sudah tepattah cara yang kita gunakan? Atau jangan-jangan, kegagalan ini justru mengajarkan kita tentang kesabaran, kerendahan hati, dan kedewasaan?

Al-Qur’an juga mengingatkan, kekuatan sejati tidak cuma terletak pada hasil. Tapi pada keteguhan bersandar kepada Sang Pencipta. “Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Talaq: 3)

Pada akhirnya, ikhtiar sosial ini bukan perlombaan siapa yang paling cepat sampai garis finish. Ini lebih tentang siapa yang paling ulet bertahan dalam prosesnya. Ada perjuangan yang memang mesti dilalui dalam kesunyian, tanpa sorot lampu atau tepuk tangan. Dan justru di sanalah, seringkali, makna sebuah pengabdian ditemukan.

Jadi, jika hari ini ikhtiarmu terasa tak membuahkan hasil, mungkin bukan karena ia sia-sia. Bisa jadi, waktunya memang belum tiba. Bagi mereka yang memilih untuk tetap melangkah, kegagalan bukan akhir cerita. Ia hanyalah satu bagian dari perjalanan panjang menuju peran yang lebih matang dan siapa tahu jauh lebih bermakna.


Halaman:

Komentar