Minggu lalu, di Aceh Tamiang, proses pembersihan besar-besaran akhirnya dimulai. Sasaran utamanya? Ratusan gelondongan kayu yang berserakan, terdampar di mana-mana usai banjir bandang melanda. Salah satu lokasi yang paling parah terdampak adalah kawasan Pesantren Islam Terpadu Darul Mukhlishin, di mana tumpukan kayu dan lumpur menyulitkan aktivitas.
Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah alat berat pun dikerahkan. Mereka bekerja keras memindahkan kayu-kayu gelondong dan mengeruk endapan lumpur tebal dari luapan Sungai Tamiang. Suara mesin yang menderu memecah kesunyian, menandai upaya pemulihan yang tak mudah.
Menurut informasi, operasi bersih-bersih ini merupakan bagian dari upaya pemulihan pasca bencana yang terjadi pada 26 November lalu. Kementerian Kehutanan bersama personel TNI turun langsung mengawal prosesnya, berusaha mengembalikan kondisi lingkungan secepat mungkin. Meski begitu, pekerjaan masih panjang. Butuh waktu untuk membersihkan semua jejak kehancuran yang ditinggalkan banjir bandang itu.
Artikel Terkait
Banjir Sumatra: Tagihan Mahal dari Pembangunan yang Abai
Jaksa Agung Copot Tiga Kajari Terjerat OTT KPK
Cinta Lintas Benua: Kisah Pernikahan Viral Pria Sudan dan Gadis Luwu
Lautan Sinterklas Serbu Jalanan Madrid dalam Aksi Lari Amal