Dandhy Laksono punya pesan keras untuk pemerintah pusat. Jurnalis investigasi sekaligus pembuat film dokumenter itu mengingatkan agar jangan sekali-kali menganggap enteng Aceh. Jangan main-main.
Dalam sebuah podcast, ia dengan tegas menyanggah anggapan bahwa isu separatisme di Aceh hanyalah lelucon belaka.
"Saya agak kurang setuju dengan teman-teman yang bilang orang Aceh cuma bercanda soal ini. Enggak. Mereka bisa beneran itu," ucap Dandhy.
"Bisa beneran?" tanya pewawancara.
"Iya," tandasnya, tanpa keraguan.
Ia lalu mengajak kita menengok sejarah. "Aceh dalam catatannya enggak pernah main-main. Sudah berapa kali mereka angkat senjata? Tahun 1953, 1976, lalu 1998. Perjanjian Helsinki 2005 cuma memusnahkan 813 pucuk senjata. Sisanya? Masih ada, tersimpan di bawah tanah."
Artikel Terkait
Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, CCTV Rusak Dua Minggu Sebelumnya
Suka Duka Tawa: Menertawakan Luka Lama di Atas Panggung Stand-Up
Pemerintah Siapkan Bantuan Tunai Rp600 Ribu bagi Pengungsi yang Ogah Tinggal di Huntara
Bencana Sumatra: Uluran Tangan Timur Tengah Ditolak, Kemandirian Dipertanyakan