"Itu untuk putu saya," ucap Priadi, wajahnya sedikit cerah. "Ya, merasa puas. Terbantu."
Layanan makan bergizi gratis dari pemerintah kini sampai ke rumahnya. Kedua cucunya, si kakak yang sudah TK dan adiknya yang belum sekolah, mendapat jatah seminggu dua kali lewat RT setempat.
"MBG kan dua kali, Kamis dan Senin. Itu sudah cukup," ujarnya. Porsinya cukup untuk dibagi berdua.
Baginya sendiri, Priadi merasa cukup dengan bantuan tetangga dan hasil memulung yang tak menentu. "Kalau saya cukup saja karena dibantu," katanya. Bantuan itu berupa buah-buahan, kadang kacang, atau salak. "Kalau ada nasi, ya ayam."
Yang terpenting sekarang adalah anak perempuan dan dua cucu yang menjadi tumpuan harapannya. Meski serba kekurangan, rasa syukur tak pernah hilang. Ia hanya berharap satu hal: agar bantuan makan bergizi itu tetap ada, menerangi hari-hari mereka yang serba sulit.
Artikel Terkait
Pelepasan 1.035 Pekerja Profesional Jadi Sinyal Awal Target Prabowo: 500.000 SDM Unggul ke Luar Negeri
Sungboon Editor: Rahasia Kulit Sehat dari Bahan Alam Korea
Dari Pacitan ke Puncak Podium, Luluk Diana Ukir Sejarah di SEA Games
KHL: Tolok Ukur Baru untuk Upah yang Manusiawi di Indonesia